Waktu Tak Terulang

Kali ini adalah pertama kali aku mendaftarkan diri menjadi relawan pengajar Kelas Inspirasi Bojonegoro. Berbagai kejadian yang awalnya kupikir adalah pertama kali bagiku. Tapi kemudian keistimewaan itu mulai kutepis satu per satu ketika aku mulai menemukan kebaruan-kebaruan yang sama-sama pertama kali-nya. Jadi tidak hanya kejadian itu yang ternyata pertama kali bagiku.

Grup komunitas pengajar yang beberapa minggu lalu dibentuk, kebanyakan berisi relawan-relawan pengajar yang juga pertama kali ikut berpartisipasi dalam Kelas Inspirasi. Memang ada beberapa yang sudah pengalaman atau bahkan sangat berpengalaman sebagai relawan pengajar. Namun, intinya hampir 70% dari relawan pengajar mengaku belum pernah melakukannya di masa lalu, tentu saja aku juga.

Seiring waktu dan semakin dekat dengan hari pelaksanaan, aku mencoba memutar caraku memandang kebaruan. Sampai kutemukan kesimpulan bahwa apapun kejadian adalah pertama, jadi tak perlu berkecil hati bertemu dengan orang yang sudah benar-benar berpengalaman.

Waktu tak akan kembali. Menjadikan apapun adalah pertama kalinya.

Nah loh, bagaimana dengan rutinitas?
Waktu tak pernah terulang. Namun, kita perlu belajar dari orang yang lebih berpengalaman meski kenyataan yang akan terjadi tetap kejadian pertama bagi siapapun.

Rutinitas memang awalnya kupikir kejadian sama yang terulang-ulang. Sejak mulai aku bangun pagi selalu saja berbeda, ketika aku bangun kemarin keadaan orang lain dan posisi benda-benda lain relatif selalu berbeda. Jadi bangun pagi hari ini dan bangun pagi kemarin adalah dua kejadian berbeda, tak tepat kusebut aku bangun pagi hari ini adalah kesekian kali aku mengalaminya. Itulah kenapa kusebut rutinitas selalu menjadi kejadian baru, kejadian pertama kalinya.

Kucoba dengan cara pandang yang sama mengenai “pertama kali” di Kelas Inspirasi. Siapapun belum pernah mengalaminya, karena semua kejadian yang akan datang tak mungkin memiliki parameter dan posisi relatif yang sama. Sebut saja relawan yang mengikuti kelas-kelas sebelumnya, meski hampir sama tetapi kejadian yang akan datang tetap menjadi hal baru. Tempat yang baru, panitia yang komposisinya baru, interaksi yang baru, dan kebaruan-kebaruan lain yang kupikir sudah pasti ketika disatukan akan menjadi kejadian berbeda dari yang sebelumnya dialami. Pengalaman tentu harus diakui beliau-beliau lebih pengalaman. Tapi beliau-beliau juga tidak pernah mengalami kejadian yang akan terjadi selanjutnya.

Author: Muh.Ahsan

Geoscience application specialist, technical evangelist, music lover, movie buff, and active blogger.

Tinggalkan Tanggapan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.