Berawal pada tahun 2005, Rumah Pelangi beserta komunitas–komunitas lereng Merapi bermimpi mewujudkan area ramah anak (child friendly space), sebuah ruang fisik dan psikologis yang memberikan kesempatan anak–anak berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat. Jejaring ini menumbuhkembangkan kepekaan anak terhadap realita sosial, alam lingkungan, dan relasi antar manusia yang diwujudkan dalam rutinitas kegiatan. Salah satu media pembelajarannya melalui kesenian tradisi dimana terkandung nilai–nilai kepedulian, solidaritas, dan kebersamaan.
Pada tahun 2007 jaringan komunitas bersma–sama mengkampanyekan hak anak dalam bentuk hajat budaya TLATAH BOCAH (area ramah anak) bertemakan pentingnya pendidikan melalui kesenian. Kegiatan ini kemudian rutin diadakan setahun sekali selama liburan kenaikan sekolah dengan tema yang selalu berbeda. Tahun 2008 TLATAH BOCAH menyuarakan pemenuhan hak tumbuh–kembang anak dalam ”Nandur Woh, Ngangsu Kawruh” (Menanam Benih, Menimba Ilmu). Sedangkan tahun 2009 lalu, TLATAH BOCAH mengangkat hak perlindungan dalam rangkuman kegiatan “Bocah Dudu Dolanan, Bocah Kudu Dolanan” (Anak Bukanlah Mainan, Anak Wajib Bermain).
Seperti pada tahun–tahun sebelumnya penyelenggaraan TLATAH BOCAH tahun 2010 ini yang merupakan ke–4 kalinya akan mengadakan serangkaian kegiatan berupa workshop dongeng, sarasehan, pasar seni, workshop sablon, pemutaran film, festival seni tradisi, dan penggalangan buku. Tema yang diusung berupa pemenuhan hak pendidikan anak. Keterlibatan masyarakat bertambah dengan bergabungnya komunitas lereng gunung Sumbing dan pelosok perbukitan Menoreh.
Tema yang diangkat dalam Tlatah Bocah #4 ini adalah Pentingnya Dongeng Untuk Pendidikan Anak. Untuk mengejawantahkan dari tema yang diusung kali ini, kegiatan Tlatah Bocah diberi nama Tutur Tinular: Tuturing Ati Tinular Ing Pakarti.
Ini Twitternya TlatahBocah: http://twitter.com/tlatahbocah