Menurut sedulur Wikipedia, sarung merupakan sepotong kain lebar yang dijahit pada kedua ujungnya sehingga berbentuk seperti pipa/tabung. Ini adalah arti dasar dari sarung yang berlaku di Indonesia atau tempat-tempat sekawasan. Dalam pengertian busana internasional, sarung (sarong) berarti sepotong kain lebar yang pemakaiannya dibebatkan pada pinggang untuk menutup bagian bawah tubuh (pinggang ke bawah).
Sarung dari tujuan pemakaian secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi kebaikan dan fungsi bukan kebaikan. Fungsi kebaikan misal dapat digunakan sebagai pakaian saat sunatan (supitan), ibadah, kemul (selimut) tidur, dan masih banyak lainnya. Fungsi yang bukan kebaikan misal sarung dapat digunakan untuk menutupi muka maling, tempat membawa barang hasil curian, dan tentunya masih ada lainnya.
Sarung adalah alat kamuflase yang baik untuk maling. Ketika maling kepergok di malam hari pas mau mencuri, sarung bisa jadi alat kamuflase layaknya orang mau sholat tahajud di masjid, atau katakanlah kalau ndak keliatan ke arah masjid ya berujar “saking ndodhok ting lepen”.
Sarung bentuk dasar sangat sederhana berupa kain melingkar berbentuk seperti tabung. Motif warna sarung yang sering dijumpai adalah kotak kotak dari dua warna atau lebih. Motif kotak-kotak ini selanjutnya banyak menginspirasi disainer-disainer modern dalam membuat model baju yang jika anda teliti lebih jauh ternyata banyak dijual di distribution store (distro).
Sarung pada awalnya hanya digunakan oleh orang Jawa untuk pakaian bawahan tetapi dalam perkembangannya sarung memiliki fungsi-fungsi sekunder. Selanjutnya beberapa orang dari luar negeri mendalami ilmu kesarungan ini, sekarang sarung telah dieksport ke negeri gajah putih yang dalam pemakaian brand telah menyesuaikan pangsa pasarnya, sarung gajah duduk.
Bentuk sarung yang unik juga menginspirasi para ninjitsu dan para pendekar samurai Jepang. Sarung digunakan sebagai alat penutup muka bagi ninja dan sebagai pengganti celana agar para samurai bisa leluasa dalam bergerak.
Banyak bukti bahwa sarung telah diadopsi di beberapa negara di seluruh belahan dunia. Sun Go Kong dalam cerita kera sakti, jika anda perhatikan secara jeli pakaiannya mengadopsi model sarung, terinspirasi dari cerita rakyat warisan budaya Nusantara, Lutung Kasarung.
Di Amerika Latin, sarung telah berubah fungsi menjadi rok. Pada masa lalu penari-penari latin memanfaatkan sarung untuk menutupi bagian bawah tubuhnya meniru orang Jawa, tetapi karena tubuhnya yang kurus, akhirnya para penari menaikkan lipatan (linthingan) sarung di pinggang yang selanjutnya berbentuk layaknya rok jaman sekarang.
Sarung mulai digunakan di Spanyol pada permulaan adanya aksi matador menggunakan sarung tanpa motif, hanya sarung berwarna merah polos. Persepsi awalnya, matador hebat adalah matador yang berhasil melewatkankan banteng yang nyeruduk melalui lingkaran pada sarung. Tetapi karena kriteria yang terlalu sulit dilakukan itu, sekarang matador sekedar melewatkan banteng pada sarung yang dikibarkan.
Superman juga menggunakan sarung untuk jubah klebet agar bisa terbang, batman adalah contoh yang tidak baik, batman tidak bisa terbang karena sarung klebet-nya beli sarung seken yang sobek pada bagian bawahnya.
Apa yang dipakai diri anda adalah bahasa. Termasuk jika anda memakai sarung. Menjelang tengah malam ketika anda keluar memakai sarung dan membawa senter, anda berkomunikasi bahwa anda mungkin akan ke pos kamling (tethekan). Ketika anda berjalan dari sungai memakai sarung dijinjing, anda secara tidak langsung mengatakan anda baru saja buang air di sungai. Anda pengantin baru memakai sarung keluar rumah di sore hari, secara halus anda mengatakan kepada tetangga-tetangga anda, “jangan ganggu saya nanti malam, mau ibadah”.