Pertamina, BP Migas, BPH Migas, dan Nasionalisasi

Urusan pengelolaan migas di Indonesia bukan semata urusan judi yang bisa seenaknya dibubarkan oleh Satpol PP. Urusan migas itu urusan hajat hidup orang banyak yang perlu ditinjau segi kemaslahatannya, tak hanya ditinjau sah dan tidak sahnya di mata hukum. Sebelum era reformasi, seluruh urusan migas termasuk perijinan, kontrak, dan lain-lain dipegang oleh PT Pertamina sebagai BUMN saat itu. Nah, apa sebenarnya hubungan BUMN dengan perijinan, sebelum akhirnya masalah perijinan dipasrahkan ke BP Migas dan BPH Migas?

Menurut saya monopoli sumber daya alam untuk kepentingan negara itu tidak menjadi masalah. Ibaratnya, “Ini negara saya, kalau mau buka usaha di sini ya manut sama saya“. Saya tidak begitu tahu dengan keberadaan produk hukum yang mendasari pembentukan BP Migas dan BPH Migas. Yang lebih penting bagi saya adalah manajemen pengelolaannya harus demi kepentingan negara dan menguntungkan negara.

Menurut saya pembentukan BP Migas pada saat itu penyebabnya ada dua. Pertama, iklim investasi sektor migas di Timur Tengah (Irak) pada waktu itu menyebabkan keengganan investor untuk bermain di sana, hal ini menjadi opportunity bagi Indonesia untuk menarik sebesar-besarnya investor asing supaya memilih Indonesia. Kedua, kondisi politik dan ekonomi Indonesia saat itu yang terlalu banyak kepentingan-kepentingan untuk membuka selebar-lebarnya kran investasi asing. Hasilnya, Beberapa saat setelah dibentuk BP Migas banyak perusahaan perusahaan asing yang memang berusaha menancapkan rig-nya di Indonesia. Artinya usaha pemerintah untuk menarik investor asing berhasil, terlepas dari keuntungan dan kerugiannya di masa mendatang.

Selama ini memang banyak beredar desas-desus yang meminta pembubaran BP Migas karena dianggap justru merugikan negara. Orang yang paling getol meminta pembubaran BP Migas dan nasionalisasi sektor migas beberapa tahun yang lalu adalah Kurtubi yang entah di mana keberadaannya saat ini. Hal ini bercermin pada negara tetangga yang menyerahkan Petronas (badan usaha milik pemerintah Malaysia) untuk memonopoli perijinan usaha sektor migas. Indonesia sebelum era reformasi sebenarnya sudah sama seperti Malaysia, seluruh perijinan sektor hulu dan hilir migas dimonopoli oleh Pertamina.

Sebelum era reformasi, kendali perijinan salah satu kuncinya ada di Pertamina. Selama Pertamina belum mengeluarkan surat sakti perjanjian pengelolaan dengan perusahaan asing, selama itu juga perusahaan asing tidak bisa menancapkan rig di Indonesia. Status perusahaan asing di Indonesia saat itu maksimal sebatas operator saja, yaitu perusahaan yang mengoperasikan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi saja. Operator tak banyak diuntungkan karena tak memiliki hak pengelolaan tingkat lanjut terhadap apa yang diambil. Untuk pengelolaan lebih lanjut termasuk pendistribusian dan jual-beli migas semua dilakukan oleh Pertamina. Di sektor eksplorasi dan eksploitasi inilah yang pasca reformasi kini perijinannya diserahkan kepada BP Migas. Sedangkan di sektor pengolahan dan pendistribusian dikelola oleh BPH Migas.

Pasca keputusan MK beberapa saat yang lalu, nama BP Migas telah dihapuskan dalam bisnis hulu minyak di Indonesia. Pekerjaan dan tugas BP Migas kini ditangani SKK Migas di bawah naungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Informasi selengkapnya mengenai satuan kerja khusus pelaksana kegiatan usaha hulu minyak dan gas (SKK Migas) silakan ikuti tautan berikut: https://skkmigas.go.id.

Ponsel Rusak dan Pelajaran Kimia SMA

Beberapa hari lalu Mbak Data secara tidak sengaja merenangkan telepon selulernya di dalam tas. Meletakkan HP di dalam tas dan memasukkan botol air mineral ke dalam tas tanpa menutup botolnya (karena lupa). Jadilah seisi tas menjadi basah bagai kolam renang, terlebih lagi karena tas yang digunakan adalah tas yang kedap air, air tidak bisa masuk tetapi juga tidak bisa keluar.

Hari Kamis lalu saya mengantarkan Mbak Data ke service center Samsung di seberang jalan pasar Kranggan. Saya sangat sadar bahwa dengan kondisi seperti itu HP sudah tidak bergaransi, tetapi karena tujuannya adalah memperbaiki HP, garansi atau tidak garansi tidak lagi menjadi masalah. Setelah mendapat giliran menghadapi CS yang kurang banyak senyum dan konsultasi, tukang service mengatakan bahwa sebagian besar komponen sudah korosi dan kalau mau ganti harus diganti satu blok PCB dan BGA-nya. Perkiraan harga penggantiannya bisa mencapai satu juta rupiah. Tanpa banyak basa basi, akhirnya kami pulang tak jadi memasukkan HP ke service center.

Setelah dilanda keputusasaan, saya iseng-iseng membongkar sendiri ponsel Galaxy Ace yang rusak. Alasannya tentu saja karena saya tidk percaya bahwa sebagian besar komponen telah korosi, sebab komponen-komponen elektronika tentu saja sudah menggunakan bahan yang tidak korosif, dalam artian untuk terkorosi membutuhkan waktu yang lama, tidak cukup hanya sehari-dua hari. Ya, kecuali dipercepat dengan proses elektrokimia sesuai yang saya dapatkan saat pelajaran jaman SMA dulu.

Dugaan saya, dengan asumsi proses elektrokimia pada logam, kemungkinan korosi hanya terjadi pada konektor baterai, switch power, atau paling jauh adalah IC power. Tidak ada komponen yang terlihat terkorosi kecuali satu bagian, yaitu switch power di sisi kanan sesuai dugaan saya. Dengan peralatan seadanya saya coba untuk melepas switch power dan membersihkannya. Selanjutnya saya solder ulang dan dipasang sesuai pada tempatnya.

VOILA! Setelah saya rangkai kembali akhirnya ponsel dapat nyala dan semua bagian berfungsi normal.

Tentu saja saya tidak mengutuk Samsung Service Center yang mengatakan harus diganti satu blok PCB, ya itu benar demi kebaikan ponsel-nya. Tapi tentu saja menjadi tidak baik bagi kami yang tidak punya banyak uang. Justru saya menjadi sangat berterimakasih kepada Samsung Service Center yang mengingatkan saya tentang pelajaran kimia SMA, korosi yang disebabkan proses elektrokimia. Pelajaran SMA yang pada akhirnya saya menyadari manfaat mempelajarinya, meski mungkin sekedar untuk hal-hal kecil seperti ini.

Tweetdeck Update Error

It is about 2 days out when my tweetdeck windows application on my computer had error. Everything can not update, all columns. Simply, I search how to resolve this problem. Nothing found on google search, bing search, yahoo search, and other online search engine. I have no idea first, but I think nothing change if I not doing something. So, I do this steps then everything alright, no error anymore. This is how to resolve tweetdeck that not show timeline update.

Sekitar dua hari telah berlalu sejak aplikasi tweetdeck di komputer saya mengalami masalah. Semua kolom yang ada tidak ada update. Langsung, saya mencari tulisan-tulisan di internet mengenai cara menyelesaikan permasalahan ini. Tidak ada yang saya temukan di mesin pencari google, bing, yahoo, maupun beberapa mesin pencari lainnya. Awalnya saya tidak memiliki ide sama sekali, tetapi saya berpikir tidak ada yang akan berubah tanpa melakukan sesuatu. Saya melakukan beberapa langkah kecil dan kemudian semua baik-baik saja, tidak ada error lagi. Berikut ini cara memperbaiki tweetdeck tidak menampilkan update timeline.

You can follow this readable step by step below, or view video on the end of this post.

Open Windows Explorer, show all hidden files by clicking Organize > Folder and search option, select view tab. Make sure you just select radio button Show hidden files, folder and drives and also remove checkbox on Hide protected operating system files.

Make sure to close tweetdeck window first. Go to Windows drive (On my computer Windows installed in C: drive), let we go to C:\Users\username\AppData\Local\twitter\TweetDeck\localStorage. Then see on a file named qrc__0 (qrc__0.localstorage). Select this qrc__0.localstorage file and delete it.

Now open your tweetdeck windows application. Log in with your username and password.

See, everything update. Happy tweet tweeps!

Jogja International Street Performance 2012

Jogja International Street Performance (JISP) merupakan ajang mempertontonkan hasil karya para seniman dari berbagai negara di jalanan. JISP merupakan buah ide dan kerjasama antara Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta dan Universitas Gadjah Mada. JISP masih dalam satu rangkaian acara Jogja International Performing Arts Festival (JIPA Fest) dan Asia Tri Jogja (ATJ).

Tahun 2012 merupakan penyelenggaraan Jogja International Street Performance yang ketiga. JISP diawali dengan stage preformance oleh para peserta di Taman Budaya Yogyakarta, selanjutnya dari beberapa peserta dipilih yang cocok untuk dipentaskan di jalanan. Seleksi ini dilakukan mengingat tidak semua jenis khasil karya yang dipentaskan di panggung cocok untuk ditampilkan di jalanan, street performance. Street Performance sendiri dilaksanakan di halaman parkir barat Grha Sabha Pramana (GSP UGM).

Beberapa negara yang ikut serta dalam JISP #3 ini diantaranya Jepang, Kanada, Meksiko, India, China, Singapura, Amersika Serikat, Srilanka, dan tentu saja Indonesia. Beberapa negara selain Indonesia yang dapat menyemarakkan street performance yaitu China dan Meksiko. Peserta dari China menampilkan kepiawaiannya dalam memainkan berbagai alat musik tradisional China. Peserta dari Meksiko pun mempertunjukkan keahliannya dalam memainkan beberapa alat musik tradisional Meksiko dipadukan dengan alat musik modern.

Dari Indonesia yang mengikuti street performance diwakili oleh beberapa komunitas daerah seperti dari Bangka-Belitung, Sulawesi Tengah, dan seluruh kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain dari perwakilan daerah juga ada perwakilan dari komunitas-komunitas seni yang telah eksis sebelumnya.

Meski stage untuk street performance tidak semegah tahun lalu tetapi street performance untuk tahun ini sangat menarik dan cukup menyenangkan untuk dapat dinikmati. Stage yang disediakan untuk street performance tahun ini lebih sempit karena hanya di halaman parkir barat GSP-UGM, bandingkan dengan tahun lalu yang sampai menutup Jalan Kaliurang sepanjang sisi UGM dilengkapi dengan satu buah panggung utama dan lima buah panggung sepanjang jalan.

Jogja Last Friday Ride

Hari Rabu sore lalu saya mendapat SMS dari teman saya, nembung mau meminjam sepeda onthel besok hari Jumat malam. Saya jarang menggunakan sepeda onthel saya pada malam hari, jadilah saya perbolehkan memakai sepeda saya sak kesele. Meski begitu saya penasaran juga, untuk apa pinjam sepeda malam-malam? Terlebih lagi teman saya ini memang baru pertama kali ini nembung mau pinjam sepeda.

JLFR (Jogja Last Friday Ride) merupakan sebuah kegiatan ajang pit-pitan (bersepeda) bareng menelusuri rute tertentu di Kota Yogyakarta. Untuk event tanggal 28 September 2012 ini melalui rute Balai Kota – Jl. Kenari – Gondosuli – Munggur – Colombo – Terban – Cikditiro – Suroto – Kridosono – E.M. Noto – Jend. Sudirman – Tugu – Mangkubumi.

Informasi awal yang saya dapatkan mengenai kegiatan ini pun sangat minim. Hampir tidak ada, kecuali hanya sak sliweran (sekilas) di halaman muka facebook. Gambar semacam poster yang bahkan melihat saja rodo nggak ngeh (kurang memperhatikan). Informasi yang saya dapatkan justru dari teman saya yang mau pinjam sepeda itu.

Entah kenapa saya ingin ikut bersepeda, sekedar pit-pitan bareng. Bahkan asumsi saya awalnya cuma mau pit-pitan bareng empat orang teman. Begitu keluar melalui jalan-jalan alternatif sepeda mulai nampak keramaian para pesepeda menuju satu tujuan yang sama, Balai Kota Yogyakarta. Sampai di jalan depan Balai Kota sudah terlihat beberapa kerumunan para pesepeda kongkow di sepanjang pinggir jalan. Saya kira hanya sedikit, tetapi ternyata semakin malam semakin banyak, semakin malam semakin asik.

Sekitar pukul 20.30 pit-pitan menelusuri rute yang sudah ditentukan dimulai, ternyata selama di jalan ada juga para pesepeda yang ngadang di jalan dan bergabung. Semakin mendekati finish di Mangkubumi semakin banyak saja. Meski hitungannya tak sampai puluhan ribu, saya rasa ini cukup banyak untuk ngebak-ngebaki jalan sepanjang rute perjalanan.

Saya tidak begitu tahu mengenai ijin dan pemberitahuan gangguan, bahkan siapa yang menjadi pandega kegiatan ini pun saya tidak tahu. Karena sudah pasti dengan jumlah pesepeda yang bergabung itu sudah termasuk kegiatan berkumpul di tempat umum yang bisa mengganggu keselamatan dan ketertiban pengguna jalan.

Apapun itu rasanya masih cukup banyak evaluasi yang harus dilakukan oleh para pesepeda. Utamanya adalah tidak rebutan jalur dengan pengguna kendaraan lain (sepeda motor, mobil, becak, andong, dll). Tertib harus menjadi tatanan ketat dan dipatuhi supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. Saya melihat banyak pesepeda yang secara tidak sadar mempertaruhkan nyawa dengan menyeberang persimpangan jalan sembarangan, tidak memperhatikan kondisi dari arah berlawanan maupun yang dari kanan-kirinya.

JLFR ini lumayan seru terutama saat menyoraki dan “menyemangati” pesepeda yang tertinggal di belakang saat sampai di Mangkubumi. Saya baru pulang bersepeda pukul 10.30 malam. Pun itu bersama teman-teman saya tidak langsung pulang melainkan mencari makan malam di nasi goreng daging kambing dekat Panti Rapih. Selanjutnya nongkrong di Angkringan Ndhelik di Jl. Pandega Raya (Pogung Lor) sampai pukul 01.30 (lewat tengah malam). Sampai kost langsung nulis dan posting ini.

* foto lainnya masih ada di Septian.