Kaya dalam artian luas menjadi impian setiap orang yang masih hidup, tak terkecuali seorang blogger. Nabi pun pada masanya juga tentu ingin kaya, kaya dalam arti seluas-luasnya bukan sebatas kaya harta. Namun tentu untuk sekarang kaya telah diorientasikan ke ranah yang lebih sempit, kaya harta (bukan kaya’ monyet). Judul tulisan ini “Dadi Blogger Sing Sugih” jika diartikan dalam Bahasa Indonesia adalah “Menjadi Blogger Kaya”.
Bahasan kali ini bukan mengenai tips dan trik menjadi blogger kaya harta dengan blognya, saya membahas blogger kaya yang kaya bukan karena blognya. Frase yang saya bahas perlu dibatasi menjadi frase-frase kecil lainnya yaitu blogger kaya, kaya bukan karena blognya.
Definisi blogger kaya bukan sebatas kaya harta. Blogger ini kaya bisa jadi karena blognya, bisa jadi karena hal-hal lainnya, dan bisa jadi kaya karena keduanya. Dalam berkomunitas saya lebih banyak menemukan spesies blogger ini. Kaya yang saya maksud adalah kaya karena punya banyak relasi, punya banyak teman, punya banyak skill, punya spiritual tinggi, pengaturan emosional canggih, dan tentu seorang blogger punya intelegensia lebih dari cukup, syukur lagi kalau juga kaya harta.
Blogger yang kaya bukan karena blognya bagi saya adalah sesuatu yang menyenangkan. Bayangkan anda menjadi seseorang dengan aset kekayaan harta seperti Tomy Soeharto, Gayus Markus, atau Aburizal Bakrie. Anda masih mempunyai blog yang terus terupdate, anda masih senang untuk berkomunitas, kongkow di alun-alun, dan gojeg kere di angkringan bersama teman-teman blog anda. Perkirakan saja mengenai apa isi blog anda, mungkin sekedar curhat, membahas fenomena sosial, berbagi, atau hal-hal lainnya yang mungkin saja sama sekali tidak ada istilah monetizing blog. Blog adalah blog dalam pengertian awal mula munculnya sebuah blog, sekedar catatan harian, tidak ada monetizing. Itulah yang bagi saya lebih menyenangkan dari sebuah blog, dibanding blog yang penuh dengan papan reklame, dan review-review yang tidak tepat sasaran.
Sangat menyenangkan punya banyak teman yang pertemanan kita berangkat dari sebuah ketulusan untuk berbagi dan paseduluran tanpa tepi, bukan karena keinginan profit. Tentu akan menjadi paseduluran yang lebih indah dan lebih dikenang. Blogwalking akan terasa nikmat dengan tujuan paseduluran, bukan untuk numpang link promo.
Jadi blogger kaya yang kaya bukan karena blognya adalah dari mulai masih miskin memiliki blog yang tidak di monetizing, hingga menjadi seseorang yang kaya dan tetap tidak monetizing blog. Artinya blog bukan sumber pendapatan. Sumber utama ya dari pekerjaan-pekerjaan lain selain blog. Entah itu jadi tukang tambal ban, pemain bola, jualan grobag angkringan, tukang batu, tukang kayu, menjadi PNS, jadi CPNS, menjadi menteri, freelance, web disainer, menjadi presiden, jadi kontraktor, tapi yang penting jangan jadi koruptor.
Saya percaya kalau blogger yang tidak monetizing blognya bukanlah seorang koruptor. Tapi bukan berarti blogger yang monetizing blognya pasti seorang koruptor lho ya. Semuanya serba mungkin lho cak. Bukankah begitu?