Saya sudah beberapa kali di tempat usaha melakukan interview terhadap calon karyawan. Kebanyakan calon karyawan yang saya interview adalah lulusan baru, beberapa lainnya dengan pengalaman kerja antara satu sampai dua tahun.
Pernah suatu ketika ada seorang calon karyawan menghubungi saya meminta saran beberapa hari sebelum interview. Saya hanya memberikan saran supaya berpakaian rapi, pelajari informasi sehubungan dengan perusahaan (bisa melalui website), dan tidak perlu canggung saat interview. Saat interview, dalam salah satu percakapan si calon karyawan mengutarakan yang intinya sudah berkomunikasi sebelumnya dengan saya. Kebetulan kami lakukan interview melalui conference call, sehingga tidak ada kata canggung karena tidak berhadapan muka secara langsung.
Celaka, setelah selesai sesi interview saya ‘disidang’ oleh tim karena dianggap mengarahkan dan telah memiliki preferensi terhadap calon karyawan. Sementara saya beranggapan bahwa saran saya itu pun saran yang wajar karena dimana pun itu hampir semua calon karyawan melakukan hal yang sama, termasuk yang saya lakukan saat pertama kali menjadi calon karyawan.
Meski pada akhirnya si calon karyawan yang dimaksud hanya menjadi ‘runner up’, saya masih dianggap membantu. Karena sebelum kami mencari calon karyawan baru untuk posisi yang sama pada rekrutmen berikutnya, biasanya kami menghubungi si ‘runner up’ terlebih dahulu.