Sore itu cuaca di sekitar alun-alun Kota Magelang terlihat cerah. Di berbagai sudut alun-alun sedang dipertontonkan kesenian-kesenian dari berbagai wilayah. Hiruk-pikuk manusia di alun-alun menambah ramainya suasana alun-alun. Tanggal 11 April 2009 adalah pertama kalinya saya ikut jumpa darat, meluringkan (luring, luar jaringan) sesuatu yang tadinya hanya di dalam jaringan dunia maya. Aktifitas luring seperti hari itu banyak disebut dengan istilah jumpa darat atau kopi darat. Hari itu saya bertemu dengan sedulur-sedulur Balatidar, sebutan untuk para blogger Pendekar Tidar. Pertemuan kali waktu itu memang sudah direncanakan jauh hari sebelumnya oleh beberapa sesepuh Pendekar Tidar. Tulisannya Mas Nanang adalah asbabun-nuzul kedatangan saya dalam jumpa darat perdana Komunitas Blogger Magelang, Pendekar Tidar.
Sebenarnya, jauh hari sebelum hari itu telah di gelar jumpa darat di Ndalem Peniten oleh Mas Nanang, Kang Ciwir, Kang Ikhsan, dan Si Ponang. Jumpa darat di Ndalem Peniten itulah yang merupakan bakal jabang bayi Pendekar Tidar, Kopdar #0. Dalam jumpa darat tersebut Kang Ciwir nyletuk nama Pendekar Tidar yang kemudian diamini oleh balatidar lainnya untuk menjadi nama sekelompok blogger Magelang.
Kembali lagi pada kejadian 11 April 2009. Jumpa darat pada hari itu dihadiri oleh Mas Nanang, Mas Hanafi, Kang Ciwir, ditambah beberapa blogger-blogger muda seperti Mbak Emi, Nahdhi, Rojiun, Eko, Permadi, dan Muhlisin. Jumpa darat pada tanggal itu dianggap sebagai Kopdar #1, hari kelahiran bayi Pendekar Tidar. Meski di antara balatidar yang hadir saat itu tidak ada yang berasal dari Kota Magelang, tetapi balatidar sepakat menggunakan label Komunitas Blogger Magelang. Kabupaten Magelang dan Kota Magelang merupakan dua bagian yang dahulunya adalah satu. Sekarang merupakan dua bagian tata pemerintahan yang saling berdiri sendiri tetapi tetap tak dapat dipisahkan.
Rojiun, dalam jumpa darat pertama itu berkelakar mengenai perpustakaan desa yang sedang dirintisnya. Rojiun adalah seorang pemuda dusun Ngampon, penggiat masyarakat yang memiliki kesempatan mengenyam pendidikan lebih tinggi dibandingkan pemuda-pemuda lain di dusunnya. Rojiun menyadari bahwa tetangga-tetangganya perlu mendapatkan perhatian ekstra dalam hal pendidikan mengingat tidak ada fasilitas pendidikan resmi di kampungnya serta rendahnya keinginan orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya. Sekolah Dasar terdekat berjarak hampir dua kilometer dari kampung, SMP terdekat berjarak hampir 5 KM dari kampungnya, lokasi SMA yang lebih jauh lagi, ditambah lagi dengan tidak adanya akses transportasi umum ke kampungnya menambah kesulitan anak-anak untuk bersekolah lebih tinggi. Rojiun berkeinginan supaya anak-anak dan pemuda di kampungnya tetap mendapatkan tambahan ilmu ekstra meski tidak melalui pendidikan formal. Dengan banyak pertimbangan, Rojiun memilih untuk merintis sebuah perpustakaan di kampung.
Kami teman-teman blogger yang hadir pada saat itu sepakat untuk urun nyemplung dalam rintisan perpustakaan desa gagasan Rojiun. Pendekar Tidar tentu tidak menjadi pemain tunggal dalam rintisan perpustakaan ini. Selain Pendekar Tidar ada PC PMII dan PATTIRO Magelang yang ikut ambil bagian dalam agenda perpustakaan Ngampon. Melalui berbagai jaringan yang dimiliki oleh masing-masing balatidar yang hadir saat itu, balatidar mencoba mengumpulkan beberapa buku dan ikut partisipasi dalam pembuatan rak buku. Dengan berbagai daya dan upaya, akhirnya pada 11 Agustus 2009 Perpustakaan Ngampon diresmikan.
Ngampon will go public dan dunia akan mencatat namanya dengan tinta emas.
Perpustakaan Ngampon adalah tonggak awal Pendekar Tidar Komunitas Blogger Magelang dalam mewujudkan keinginannya untuk memajukan Magelang. Agenda-agenda Pendekar Tidar selanjutnya pun tak lepas dari keinginan untuk berkontribusi bagi Magelang. Sarasehan Komunitas di markas PATTIRO Magelang, Lomba Menulis, Seminar Pendidikan, Pelatian Blog dan writing online di sekolah, serta beberapa agenda lainnya adalah langkah kecil dalam mewujudkan keinginan Pendekar Tidar.
Pendekar Tidar yang berkontribusi bagi Magelang, untuk Magelang yang Mendunia.