Samsat Cepat Magelang

Orang Bijak Taat Bayar Pajak, begitu katanya yang di iklan. Nah saya ternyata termasuk kurang bijak karena saya bayar pajak tidak tepat waktu. Kenapa tidak tepat waktu? Ya sebenarnya saya harusnya bayar pajak kendaraan bermotor saya itu tanggal 22 April 2010 besok, tapi saya sudah mendahuluinya dengan bayar tanggal 20 April 2010. Artinya kan tidak tepat waktu, wong saya bayar sebelum waktunya.

Berbeda dengan tahun kemaren, tahun kemaren saya sempat dibuat frustasi gara-gara antrian yang lama dan prosedur yang harus muter-muter lama sekali. Tahun ini saya cukup butuh waktu 3 menit untuk bayar pajak kendaraan bermotor. Apa yang beda? Saya bisa cepet bukan karena lewat “jalur belakang”. Saya murni lewat jalur depan, bahkan saya ndak perlu turun dari kendaraan lho buat bayar pajak kendaraan bermotor.

SAMSAT CEPAT adalah solusi agar tidak dibuat frustasi. Kalau anda dari Semarang mau ke Jogja lewat terminal Sukarno-Hatta Magelang, maka anda pasti melaluinya. Ya tempatnya sebelum anda sampai di terminal Magelang, kiri jalan setelah bangjo canguk (begitu wong Magelang menyebutnya).

Apa syarat-syaratnya? Yang perlu anda bawa adalah BPKB asli, STNK asli, KTP/SIM asli, dan kendaraan yang mau dipajeki. Cuma itu? Ya masih ada lagi, duit buat bayar pajak harus disiapkan juga.

Bagaimana prosedurnya? Anda cukup datang ke SAMSAT CEPAT, hanya ada dua loket. Loket pertama adalah tempat anda menyerahkan dokumen berupa BPKB asli, STNK asli, KTP/SIM asli (KTP/SIM pemilik sesuai yang di BPKB). Setelah anda menyerahkan dokumen tersebut, anda tinggal maju sedikit (2 meter) menuju loket kedua, di loket kedua inilah anda bayar pajak sekaligus mengambil dokumen BPKB asli, KTP/SIM asli, beserta STNK dan bukti pembayaran pajak anda yang baru. Selesai dalam waktu kurang dari 4 menit.

Apa keistimewaannya? Samsat Cepat adalah sebuah one stop site bayar pajak kendaraan bermotor yang semua proses dilakukan secara online. Jangan heran kalau saya hanya butuh waktu 3 menit untuk bayar pajak kendaraan bermotor.

Perlu diingat bahwa SAMSAT CEPAT yang di Magelang ini melayani pembayaran pajak kendaraan bermotor untuk wilayah se-Jawa Tengah, jadi tidak hanya yang dari Magelang saja yang bisa bayar pajak di Samsat Cepat. Anda mahasiswa asal Semarang, Kendal, Cilacap, Brebes, Pati, atau yang masih wilayah Jawa Tengah yang lagi kuliah di Yogyakarta kebetulan kehabisan pajak buat kendaraan bermotor, tidak perlu capek-capek balik ke Kota anda buat bayar pajak kendaraan, anda tinggal datang ke Magelang menuju SAMSAT CEPAT.

Sayang sekali saat ngobrol dan tanya apakah saya boleh foto-foto ternyata ndak boleh foto. Padahal maunya dengan adanya foto-foto kan bisa ikut mempopulerkan SAMSAT CEPAT. Jadinya saya cuma dapet satu foto di luar itu pun hanya syarat-syarat saja. Saya yakin belum banyak orang yang tahu kalau bayar pajak kendaraan sekarang bisa dilakukan dalam waktu kurang dari 4 menit bahkan untuk mobil tanpa turun dari kendaraan. Semoga denga posting ini tak lagi banyak orang frustasi bayar pajak motor gara-gara ngantri.

Terbang

Sebenernya tulisan ini terinspirasi dari Mas Yohan, Bala Tidar yang saya temui hari Sabtu kemaren.

Beberapa bulan yang lalu seorang tetangga pulang dari Umroh. Si tetangga bercerita mengenai rute yang ditempuh saat berangkat dengan pesawat Boeing 767-400 dengan bobot kosong pesawat sekitar 103.100 kg (http://www.boeing.com) adalah Yogyakarta-Jakarta -Jedah, sedangkan saat pulang adalah Jedah-Jakarta-Yogyakarta. Ada hal menarik dari rute penerbangan tersebut dimana setiap kali transit pesawat terbang harus mengisi bahan bakar karena habis.

Misal diasumsikan jarak Jakarta (Soekarno Hatta) sampai Yogyakarta (Adi Sutjipto) adalah 600KM sedangkan Jakarta (Soekarno-Hatta) sampai Jedah (King Abdul Aziz) katakanlah 8.400KM (walau sebenarnya lebih). Artinya Jakarta-Jedah jaraknya 14 kali Jakarta-Jogja. Untuk penerbangan Jogja-Jakarta membutuhkan 18.000 lbs bahan bakar atau setara dengan 8165 kg. Jadi untuk Jakarta-Jedah dibutuhkan sekitar 114.310 kg bahan bakar.

Sekarang bayangkan bobot pesawat Boeing 767-400 sebesar 103.100 kg harus membawa 114.310 kg bahan bakar ditambah sejumlah penumpang dan barang-barang yang dibawa penumpang. Mau diletakkan dimana bahan bakar sebanyak itu? Tangki pesawatnya diletakkan dimana? Begitu pertanyaan yang muncul.

Sekarang coba menelaah dengan pola mekanika yang sudah kita dapatkan bahkan saat masih SMA pun sudah didapatkan. Secara sederhana fase penerbangan pesawat dibedakan menjadi tiga yaitu tinggal landas (naik), terbang, dan mendarat (turun).

Saat naik gaya yang diperlukan oleh pesawat adalah untuk melawan gravitasi, percepatan untuk naik (percepatan vertikal dan horisontal), melawan gaya gesek terhadap udara, selanjutnya pada fase ini diakhiri dengan penyelarasan gerak horisontal. Artinya gaya yang diperlukan sangat besar karena harus melawan gaya gravitasi, untuk memperoleh percepatan keatas serta penyelarasan gerak horisontal, sebagaimana kita peroleh pada Hukum Newton II. Untuk itu diperlukan bahan bakar banyak.

Saat terbang di atas (untuk pesawat ketinggian statis sekitar 10.000 m dpl), pada ketinggian tersebut kerapatan udara sudah berkurang yang selanjutnya gaya gesek udara adalah kecil dan gaya gravitasi bumi yang berpengaruh juga kecil, dengan disain aerodinamis yang ada di pesawat, saat terbang pada ketinggian itu pesawat terbang tanpa bahan bakar avtur. Itulah kenapa kita tidak pernah mendengar pesawat terbang jatuh karena kehabisan bahan bakar pada saat terbang, yang ada karena kerusakan mesin. Pernahkan anda membayangkan benda seberat 103 ton melayang-layang di udara?

Saat pesawat turun gaya yang diperlukan pertama kali adalah adalah gaya untuk membelokkan selanjutnya diikuti gaya untuk melawan gravitasi agar tidak turun terlalu cepat, serta gaya untuk memperlambat kecepatan horisontal pesawat, disini juga yang memerlukan bahan bakar banyak.

Jadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar karena gaya yang diperlukan untuk proses naik-turun sangat besar. Jarak antar lapangan udara tidak berpengaruh banyak terhadap konsumsi bahan bakar pesawat. Sekiranya itulah jawabannya kenapa bahan bakar Jakarta-Jedah sama dengan Jakarta-Yogyakarta sebesar 18.000 lbs.

Mblumbang, 19 April 2010

Hilangnya Rp100,00

Saya memiliki sebuah persoalan matematika yang menurut saya aneh. Sebelumnya mohon maaf kalau sedulur-sedulur semua akan bingung menghadapi kasus seperti ini. Jadi langsung saja ke TKP.

Minggu pagi yang cerah Upin, Ipin, Unyil dan Ponang jalan-jalan ke sekitar Alun-Alun Kota Magelang. Nah pas sampai di Ringin Tengah Alun-alun, mereka berempat melihat ada orang jualan bola sepak. Karena kepengen, mereka pun akhirnya memutuskan untuk bersama-sama urunan buat beli bola itu. Upin, Ipin dan Unyil mereka urunan masing-masing Rp 1.000,00 tetapi Ponang karena tidak disangoni sama bapaknya akhirnya tidak ikut urunan. Jadi uang yang terkumpul sekarang adalah Rp 3.000,00.

Selanjutnya karena Ponang tidak urunan, diputuskanlah bahwa yang beli bola adalah Ponang. Menurut pengakuan Ponang, harga bola sepak yang baru saja dia beli adalah Rp 2.500,00 jadi uangnya sisa Rp 500,00.

Wah ini enaknya diapain ini uang Rp 500,00. Diputuskanlah uang tersebut dikembalikan kepada masing-masing anak. Upin, Ipin, dan Unyil masing-masing mendapatkan Rp 100,00 sedangkan Ponang mendapat bagian Rp 200,00.

Jadi gampangnya si Upin, Ipin, dan Unyil masing-masing kan urunan Rp 900,00 (dari Rp 1.000,00 dikembalikan Rp 100,00). Sedangkan si Ponang dapat Rp 200,00 sebagai uang lelah sudah bersedia membeli bola. Sekarang mari kita hitung. Upin, Ipin, dan Unyil masing-masing urunan Rp 900,00 jadi totalnya ada Rp 2.700,00 ( dari Rp 900,00 x 3) selanjutnya ditambah uang yang buat Ponang Rp 200,00. Jumlahnya Rp 2.700,00 + Rp 200,00 = Rp 2.900,00

Lha kok cuma ada Rp 2.900,00 padahal kan harusnya uang yang terkumpul ada Rp 3.000,00. Uang yang Rp 100,00 hilang kemana? Kalau Ponang yang nyembunyiin kan gak mungkin wong harga bola Rp 2.500,00 dan jelas kembaliannya Rp 500,00. Apalagi Ponang itu kan anaknya jujur dan dapat dipercaya. Ponang seorang anak yang rela menolong dan laba. Ya meskipun teman-temannya itu tau kalau Ponang tidak pernah disangoni sama bapaknya.

Maka mereka berempat bingung berkeliling alun-alun untuk mencari uang Rp 100,00 yang hilang. Mencari uang Rp 100,00 itu hingga sore hari, dan masih belum ketemu juga.

Hayo coba siapa yang mau bantu cari. Kemana hilangnya uang Rp 100,00 itu?

Mungkin bapaknya Ponang mau ikut bantu cari….

Biaya Kuliah dan Pecel Pincuk

Hari ini sampeyan yang masih kuliah, coba sampeyan bayangkan kejadian seperti ini. Berapa anda bayar kuliah 1 SKS? Anggaplah Rp 75.000,00/SKS. Kalau sampeyan dalam 1 semester hitunglah paling sedikit mengambil 20SKS. Berarti anda membayar Rp 1.500.000,00 untuk 20 SKS, plus SPP tiap semester anggap saja Rp 500.000,00. Berarti satu semester menghabiskan Rp 2.000.000,00.

Sekarang bayangkan juga sampeyan tinggal di desa. Di desa, nasi pecel pincuk (daun pisang untuk menempatkan pecel) satu porsi seharga Rp 500,00. Dengan perhitungan modal Rp 300,00/porsi, sudah termasuk daun pisang, bumbu pecel, dan sayuran. Jadi keuntungan tiap satu porsi pecel pincuk Rp 200,00.

Jadi untuk kuliah satu semester harus menjual berapa pincuk pecel?

Dengan menggunakan kalkulator octave di ubuntu:

octave>>biaya=2000000; //biaya kuliah 1 semester
octave>>pecel=500; // harga pecel satu pincuk
octave>>modal=300; // modal membuat pecel satu pincuk
octave>>laba=pecel-modal; // laba penjualan pecel satu pincuk
octave>>porsi=biaya/laba // jumlah porsi yang harus dijual

octave>>10000
octave>>harian=porsi/(6*30) // penjualan sehari
octave>>55.56

Ya dalam satu semester harus menjual 10.000 pincuk pecel. Banyak bukan? Sehari menjual 56 pincuk. Bayangkan jika orangtua sampeyan yang jualan pecel pincuk itu. Sungguh sebuah perjuangan mengagumkan. Mosok yo le kuliah arep leda-lede?

Sekarang bayangkan juga seorang tukang becak. Di Magelang, mbecak itu Rp 5.000,00/km (relatif). Sewa becak ke juragan becak, katakanlah setiap 1 hari Rp 5.000,00 untuk sewa becak dibayar ke juragan becaknya.

Berapa kilometer yang harus dipenuhi tukang becak untuk mbayar kuliah satu semester?

Dengan kalkulator octave:

octave>>biaya=2000000; // satu semester
octave>>sewa=5000; // sewa per hari
octave>>sewasm=sewa*6*30; // sewa becak 1 semester
octave>>mbecak=5000; // mbecak per kilometer
octave>>semester=biaya+sewasm; // pengeluaran biaya kuliah plus sewa becak
octave>>kilometer=semester/mbecak // jumlah kilometer yang harus ditempuh
octave>>580

Lima ratus delapan puluh kilometer. Mbecak sejauh Magelang-Bandung. Hebat kan? Bayangkan orangtua sampeyan profesinya tukang becak. Harus ngayuh becak sejauh Magelang-Bandung untuk membiayai kuliah anda. Mosok yo meh leda-lede anggone kuliah?

Itu baru perhitungan kasar, belum dihitung biaya hidup sampeyan di tempat kuliah semisal kost, butuh makan, butuh fotokopi, butuh beli buku, butuh ngeprint, dll.

Opo yo isih arep leda-lede?

* pembicaraan dengan dosen saat kuliah matakuliah gelombang.

Sarung

Menurut sedulur Wikipedia, sarung merupakan sepotong kain lebar yang dijahit pada kedua ujungnya sehingga berbentuk seperti pipa/tabung. Ini adalah arti dasar dari sarung yang berlaku di Indonesia atau tempat-tempat sekawasan. Dalam pengertian busana internasional, sarung (sarong) berarti sepotong kain lebar yang pemakaiannya dibebatkan pada pinggang untuk menutup bagian bawah tubuh (pinggang ke bawah).

Sarung dari tujuan pemakaian secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi kebaikan dan fungsi bukan kebaikan. Fungsi kebaikan misal dapat digunakan sebagai pakaian saat sunatan (supitan), ibadah, kemul (selimut) tidur, dan masih banyak lainnya. Fungsi yang bukan kebaikan misal sarung dapat digunakan untuk menutupi muka maling, tempat membawa barang hasil curian, dan tentunya masih ada lainnya.

Sarung adalah alat kamuflase yang baik untuk maling. Ketika maling kepergok di malam hari pas mau mencuri, sarung bisa jadi alat kamuflase layaknya orang mau sholat tahajud di masjid, atau katakanlah kalau ndak keliatan ke arah masjid ya berujar “saking ndodhok ting lepen”.

Sarung bentuk dasar sangat sederhana berupa kain melingkar berbentuk seperti tabung. Motif warna sarung yang sering dijumpai adalah kotak kotak dari dua warna atau lebih. Motif kotak-kotak ini selanjutnya banyak menginspirasi disainer-disainer modern dalam membuat model baju yang jika anda teliti lebih jauh ternyata banyak dijual di distribution store (distro).

Sarung pada awalnya hanya digunakan oleh orang Jawa untuk pakaian bawahan tetapi dalam perkembangannya sarung memiliki fungsi-fungsi sekunder. Selanjutnya beberapa orang dari luar negeri mendalami ilmu kesarungan ini, sekarang sarung telah dieksport ke negeri gajah putih yang dalam pemakaian brand telah menyesuaikan pangsa pasarnya, sarung gajah duduk.

Bentuk sarung yang unik juga menginspirasi para ninjitsu dan para pendekar samurai Jepang. Sarung digunakan sebagai alat penutup muka bagi ninja dan sebagai pengganti celana agar para samurai bisa leluasa dalam bergerak.

Banyak bukti bahwa sarung telah diadopsi di beberapa negara di seluruh belahan dunia. Sun Go Kong dalam cerita kera sakti, jika anda perhatikan secara jeli pakaiannya mengadopsi model sarung, terinspirasi dari cerita rakyat warisan budaya Nusantara, Lutung Kasarung.

Di Amerika Latin, sarung telah berubah fungsi menjadi rok. Pada masa lalu penari-penari latin memanfaatkan sarung untuk menutupi bagian bawah tubuhnya meniru orang Jawa, tetapi karena tubuhnya yang kurus, akhirnya para penari menaikkan lipatan (linthingan) sarung di pinggang yang selanjutnya berbentuk layaknya rok jaman sekarang.

Sarung mulai digunakan di Spanyol pada permulaan adanya aksi matador menggunakan sarung tanpa motif, hanya sarung berwarna merah polos. Persepsi awalnya, matador hebat adalah matador yang berhasil melewatkankan banteng yang nyeruduk melalui lingkaran pada sarung. Tetapi karena kriteria yang terlalu sulit dilakukan itu, sekarang matador sekedar melewatkan banteng pada sarung yang dikibarkan.

Superman juga menggunakan sarung untuk jubah klebet agar bisa terbang, batman adalah contoh yang tidak baik, batman tidak bisa terbang karena sarung klebet-nya beli sarung seken yang sobek pada bagian bawahnya.

Apa yang dipakai diri anda adalah bahasa. Termasuk jika anda memakai sarung. Menjelang tengah malam ketika anda keluar memakai sarung dan membawa senter, anda berkomunikasi bahwa anda mungkin akan ke pos kamling (tethekan). Ketika anda berjalan dari sungai memakai sarung dijinjing, anda secara tidak langsung mengatakan anda baru saja buang air di sungai. Anda pengantin baru memakai sarung keluar rumah di sore hari, secara halus anda mengatakan kepada tetangga-tetangga anda, “jangan ganggu saya nanti malam, mau ibadah”.