Batalyon 403

Mohon maaf beberapa hari yang lalu (tepatnya 3 hari) blog ini tidak dapat dibuka, setelah saya telusuri terntata penyebabnya sangat sederhana tetapi akibatnya fatal. Hanya beda pada file permission dari folder public_html. Yang semestinya 755 ternyata gara-gara salah pencet di cpanel berubah jadi 750. Tapi sekarang sudah saya resolve kok.

Ternyata cuma beda angka 5 dan 0 akibatnya fatal. (doh)

Tapi kenapa kode untuk forbidden 403 ya? Setau saya 403 itu ada di Jalan Kaliurang Ringroad munggah sithik, Batalyon 403…. Ternyata ada juga di dunia komputer.

Pelanggaran Hak Cipta

Pengajian tadi pagi di sebuah televisi swasta oleh seorang yang ajejuluk ustadz pada bagian akhir pengajiannya mengatakan “Sesungguhnya kebaikan itu datangnya dari Allah dan keburukan itu datangnya dari manusia.” Jelas saya tidak setuju dengan ucapan priyayi amplop yang ngakunya ustadz itu. Mana mungkin ada sesuatu yang datangnya dari manusia? Semuanya itu datangnya dari Allah. Begitu menurut saya.

Apa priyayi amplop itu ndak baca Surah As-Syams ayat 8-10 kali ya? Lha wong Allah itu mengilhami manusia dengan kefasikan (keburukan) dan ketakwaan (kebaikan) kok, jadi jelas kalau keduanya (kebaikan dan keburukan) itu datangnya dari Allah. Mosok manusia ngaku-ngaku kalau keburukanan itu datangnya dari dirinya. Itu kan namanya sombong dihadapan Allah, itu melanggar hak cipta. Bisa dituntut piracy content sama Gusti Allah.

Jangan ngira kalau yang bisa nuntut piracy content hanya manusia, bahkan sesungguhnya Allah itu bisa bikin aturan sendiri, nyetir sidang-nya sendiri, ngatur hukumannya sendiri. Itu gampang bagi Gusti Allah, dan itu sah-sah saja wong itu hak prerogatif-nya Dia. Tapi sejauh pengetahuan saya Allah ndak pernah melaporkan pelanggaran hak cipta ke polisi kok, ndak seperti juragan Mikrocok itu. Bahkan beberapa manusia ada yang coba-coba menyaingi Tuhan dengan nyetir jalannya sidang dan ngatur hukumannya. Itu kan namanya sombong sama Gusti Allah.

*gambar diambil dari pandi.or.id

Obat Mencret

Posting ini sekedar menjawab pertanyaan adik kelas SMA saya yang bertanya mengenai kelanjutan studi di jenjang perguruan tinggi, dia bingung mau masuk program studi apa, jurusan apa, dan lebih jauh lagi universitas mana. Ah kebetulan sekali, sisan diikutkan aja di lomba blog UII. Bener kan prinsip saya, idealisme yang baik itu mbanyu mili, menyesuaikan kondisi dan case study.

Ngomong-ngomong masalah idealisme, ideal tak boleh lepas dari realita. Boleh saja membuat parameter ideal mengenai segala sesuatu tetapi ketika berbenturan dengan realita seseorang wajib ain untuk menyesuaikan idealismenya. Termasuk mengenai perguruan tinggi idaman di Indonesia ini.

Perguruan tinggi ideal di Indonesia tidak sama dengan perguruan tinggi favorit Indonesia dan tidak sama dengan perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Membuat kriteria perguruan tinggi itu ideal, tetapi kondisi perguruan tinggi favorit dan perguruan tinggi terbaik itu realitas, ideal itu kualitas sedangkan favorit dan terbaik itu kuantitas, tidak dapat dijumlahkan, seperti halnya gula dengan garam. A ditambah B bukan AB, bukan 2A, juga bukan 2B karena A tidak sama dengan B. Anda tidak dapat menjumlahkan tetapi mencampur keduanya dengan takaran yang tepat bisa menjadi oralit, obat mencret yang sangat manjur. Memilih universitas itu seperti membuat obat mencret itu.

Tapi membicarakan idealitas memang tak lepas dari idealitas-nya publik karena sadar-tidak sadar dan senang-tidak senang idealitas seseorang dipengaruhi oleh opini publik. Ini bagaimana memilih perguruan tinggi. Step by step dan berupa langkah-langkah sederhana, insyaallah manjur untuk obat mencret.

Yang pertama adalah membuat kriteria ideal dulu dengan mengumpulkan beberapa realita. Kalau parameter yang banyak dipakai kira-kira seperti ini: Mau jadi apa sih saya, apa background sekolah saya, bagaimana orangtua saya, dimana tempat tinggal saya, dan segala sesuatu yang menjadi idealitas diri masing-masing. Anda berhak untuk berbeda bahkan bertentangan. Lebih baik lagi kalau itu keluar dari pemikiran anda sendiri. Itulah idealisme anda mengenai perguruan tinggi.

Selanjutnya menuju alam realita, informasi. Cari informasi mengenai institut, sekolah tinggi, perguruan tinggi, universitas sesuai dengan kriteria ideal. Sebaiknya abaikkan mengenai pandangan orang lain, mengenai opini publik. Hidup anda, andalah yang mengatur, bukan publik yang mengatur. Katakanlah anda di Magelang dan ingin kuliah di dekat-dekat saja. Pilih universitas sesuai tempat yang anda inginkan. Katakanlah anda ini waktu SMA dari Ilmu Sosial anda ingin memperdalam Ekonomi tetapi pada basis Islam, cari universitas yang punya fakultas/jurusan/studi sesuai yang anda inginkan misalnya di Program Studi Ekonomi Islam Universitas Islam Indonesia. Kalau masalah biaya ternyata orangtua anda rasanya kurang mampu, cari universitas yang menyediakan banyak beasiswa. Kalau anda punya idealisme setelah lulus mau menjalani profesi tertentu cari universitas yang memiliki alumni sebagai praktisi di bidang yang anda inginkan.

Bagaimana mendapatkan informasi sebanyak itu? Anda bisa tanya ke kakak tingkat anda yang kuliah di universitas, dan pastikan jangan hanya bertanya pada satu orang agar informasi yang anda peroleh valid dan lebih komprehensif. Dari pencarian informasi ke mahasiswa, andapun bisa memperoleh kriteria tambahan bagaimana perilaku mahasiswa yang sedang menempuh studi di universitas tertentu. Kalau perlu tanya ke universitasnya langsung sehingga anda juga tau bagaimana sense and responsibility universitas yang anda tanya.

Ketika ternyata tidak ada yang memenuhi kriteria ideal anda maka andalah yang harus menyesuaikan, inilah yang namanya fleksibilitas dan case study anda dalam menghadapi realita sehingga idealitas anda dapat dipertemukan dengan realitas. Itu yang namanya mbanyu mili. Dengan begitu anda sudah bisa membuat obat mencret. Anda mendapatkan perguruan tinggi favorit sekaligus perguruan tinggi terbaik dengan parameter idealitas oralit tadi.

Blokar-Blokir

Kadang kala anda pasti mengalami kejadian sebuah website tidak dapat dibuka (server not found). Barangkali ini sangat menjengkelkan ketika ternyata blog kita atau blog teman kita tidak bisa dibuka. Dalam hal ini sangat banyak kemungkinan sebagai penyebabnya. Bisa jadi karena URL salah. Tapi paling menyebalkan jika ini terjadi akibat web tidak terhubung dengan routing/proxy. Bagaimana kita dapat membedakan penyebab server not found yang diakibatkan server down atau koneksi routing/proxy?

Jika menemui masalah ini, ada baiknya kalau yang pertama kali dilakukan adalah cek alamat (URL) yang kita tuju. Kalau ternyata sudah benar, cek koneksi internet apakah tersambung (online) atau tidak. Kalau ternyata online, cek firewall anda apakah firewall memblokir atau tidak. Kalau ternyata tidak, cek apakah server online atau tidak. Kalau ternyata online, bisa jadi itu jalur koneksi internet (ISP atau Proxy) kita yang memblokir situs tujuan.

Dari kesemua proses yang saya sebutkan tadi tentunya beberapa bisa anda lakukan secara gampang, tapi bagaimana mengecek untuk membuktikan server online atau maintenance dan apakah sambungan kita yang memblokir?

Cara paling gampang adalah dengan menggunakan ninja proxy. Silahkan berkunjung ke website ninjacloak.com selanjutnya di bagian bawah halaman, masukkan URL yang anda tuju. Jika anda bisa membuka website menggunakan layanan semacam ninja proxy, besar kemungkinan yang bermasalah adalah routing/proxy anda. Bisa karena memang beberapa web tidak mau masuk ke routing/proxy kita atau routing/proxy kita yang tidak mau masuk ke web kita.

Lantas bagaimana kalau kedapatan website kita diblokir? Pastinya anda tidak akan menggunakan ninjaproxy. Saya pun pastinya akan berpikir masalah keamana data pribadi kita ketika menggunakan layanan ninjaproxy ini karena dari tampilannya saja sudah tidak meyakinkan, ditambah adanya popup yang muncul ketika kita membuka halaman lainnya.

Anda bisa mengakali jaringan dengan memanfaatkan layanan Free DNS yang sudah banyak tersedia gratisan di internet. Sebagai acuan saja, ada dua website terkenal dan terpercaya yang menyediakan layanan Free DNS ini yaitu Google dan OpenDNS. Saya menuliskan Google dan OpenDNS bukan berarti saya adalah agen iklan yang dibayar keduanya. Ini murni hanya berbagi ilmu yang didapat dari pengalaman (experience) dan percobaan (experiment). Bagaimana cara memanfaatkan? Pada dasarnya cukup dengan mengubah DNS Server dari koneksi internet yang sedang kita gunakan.

Untuk Google, IP address DNS Server yang digunakan adalah 8.8.8.8 (primary) dan 8.8.4.4 (secondary), sedangkan untuk OpenDNS IP DNS Server yang digunakan adalah 208.67.222.222 (primary) dan 208.67.220.220 (secondary).

Untuk mendapatkan cara pengaturan DNS Server silahkan download file berikut sesuai dengan Operating System yang anda gunakan. Tutorial ini adalah tutorial untuk setting DNS Server menggunakan OpenDNS, untuk menggunakan DNS Server Google anda tinggal mengubah IP DNS Servernya, 208.67.222.222 diganti dengan 8.8.8.8 sedangkan 208.67.220.220 diganti dengan 8.8.4.4.

* tulisan ini tidak bertujuan untuk mengakali agar bisa membuka website thik-thik.

Ideal-Ideal Universiti

Tak terasa tiga tahun berlalu, semester keenam tengah berlangsung, ngagsu kawruh di Yogyakarta. Awalnya bagi saya itu suatu kebanggaan bisa kuliah di salah satu perguruan tinggi favorit Indonesia (katanya). Untunglah saya kembali ke dalam kesadaran saya, ternyata parameter terbaik sebagai standar penilaian sebuah perguruan tinggi itu tidak sama dengan idealisme saya sewaktu sekolah dulu. jauh, bahkan teramat jauh. Standar perguruan tinggi terbaik ternyata hanya sebatas langit tingkat satu, tak seperti bayangan saya yang ada di langit tingkat seratus.

Yogyakarta, tempat tak jauh dari kota kelahiranku, Magelang. Kata teman saya dari Bandung, Yogyakarta adalah tempat paling nyaman untuk tinggal sementara sebagai mahasiswa. Strata sosial tak menjadi parameter utama dalam bergaul diantara sesama. Lifestyle bukan sesuatu yang penting, tak lebih penting dari mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, hati untuk merasa. Yogyakarta beserta ubarampe-nya adalah sebuah instrumentasi pas untuk membentuk citarasa lingkungan akademis ideal, ah itu anggapan saya yang sementara tinggal di Jogja. Yogyakarta memenuhi parameter ideal mahasiswa yang saya buat.

Di Yogyakarta memang cukup banyak perguruan tinggi favorit. Dalam pandangan seorang teman yang pernah ndobos, katanya kalau di Jogja mau ambil Bahasa Inggris itu di Universitas Sanata Dharma, Ekonomi di Universitas Islam Indonesia, MIPA di Universitas Gadjah Mada, Pertambangan di UPN Veteran, Komputer di AMIKOM. Ah itu kan idealisme orang lain. Saya sih hanya mbanyumili, mengikuti arus pandangan saya pribadi dan menyesuaikan kondisi, ndak peduli kalau yang baru “katanya, katanya, dan katanya”.

Memilih universitas juga gampang-gampang susah. Orang masuk universitas tertentu bisa jadi karena ketenaran-keterkenalan sebuah universitas bisa jadi juga ketersesuaian universitas terhadap idealisme calon mahasiswa. Dan sebuah jalan pintas yang sederhana kalau universitas berusaha mencari ide masukan demi merumuskan idealitas perguruan tinggi, seperti yang dilakukan UII dengan Lomba Blog UII.

Membicarakan masalah idealisme itu sederhana, setiap orang memiliki idealisme berbeda, mata boleh sama tapi rasa pasti beda. Kalau idealisme saya, ya mbanyumili itu tadi. Ya kalau toh nanti ternyata tidak sama dengan teman-teman yang baru mau masuk kuliah dan sudah punya pandangan dalam mendefinisikan perguruan tinggi idaman, nikmati saja wong perbedaan itu indah kok.

Dengan prinsip mbanyumili itu lebih melihat kepada case study. Perguruan tinggi ideal itu jadi gampang, anaknya pakdhe saya kuliah karena pengen jadi sarjana, itu salah kalau mau jadi sarjana kok kuliah. Ya tinggal siapkan jenang abang anaknya diganti nama jadi Sarjana, ndak perlu kuliah sudah jadi Sarjana. Tapi dalam idealisme saya, perguruan tinggi itu tidak sebagai fungsi pencetak sarjana.

Kuliah biar bisa disebut mahasiswa itu salah, kakek saya selepas subuh ikut kuliah di masjid juga tidak lantas disebut mahasiswa. Idealisme saya tentang perguruan tinggi itu tidak hanya menyelenggarakan kuliah bagi mahasiswa tapi juga harus mengembangkan integritas sosial para mahasiswa. Bagaimanapun caranya sebisa mungkin nanti lulusannya bisa diintegrasikan dalam pola-pola tatanan sosial yang ada.