Bayar Omah Miring

Sesuai yang telah saya singgung dalam tulisan saya sebelumnya mengenai omahmiring, Langkah pertama yang saya lakukan adalah memperpanjang masa pemakaian domain omahmiring.com ke registrar-nya langsung di name.com.

Sebenarnya masih lama masa berlaku domain omahmiring.com ini habis, kalau tidak diperpanjang sekarang pun domain omahmiring.com masih aktif hingga tanggal 22 Juli 2010. Saya memilih diperpanjang lebih awal karena memang dari beberapa domain yang saya daftarkan yang paling mendekati habis adalah vicika.com baru selanjutnya omahmiring.com, untuk domain vicika.com tidak saya perpanjang karena itu milik teman saya dan teman saya memutuskan untuk tidak melanjutkan pemakaian domain vicika.com. Jadi yang saya perpanjang adalah domain omahmiring.com.

Memperpanjang domain omahmiring.com tidak mengeluarkan biaya lebih dari Rp 90.000,00 pasalnya saya hanya membayar 8,99 USD yang jika dalam Rupiah sekitar Rp 81.809,00 (misal 1 USD = 9100 IDR). Pembayaran yang saya lakukan adalah lewat PayPal.

Pencemaran Air Bawah Tanah

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.

Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem. Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.

Beberapa permasalahan terkait penyediaan informasi air bawah tanah adalah :

  1. Belum adanya informasi terbaru tentang sebaran dan karateristik akuifer air bawah tanah yang ada di suatu kawasan;
  2. Minimnya data tentang kondisi akuifer dan arah aliran air bawah tanah;
  3. Belum adanya data volume dan neraca air bawah tanah yang akurat, yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan suatu wilayah; dan
  4. Belum maksimalnya implementasi peraturan peraturan terkait pemanfaatan air bawah tanah.

Referensi:

Telford. W.M.., Sheriff, R.E., Geldart, L.P., “Applied Geophysics”, 2nd ed. New York, Cambridge University Press. 1990.

De Silva, F. J., Essentials of Ion Exchange, 25th Annual WQA Conference March, 1999.

Ambles

Permasalahan amblesan tanah timbul akibat pengambilan air bawah tanah yang berlebihan dari lapisan akuifer, khususnya akuifer tertekan. Amblesan tanah yang terjadi di dataran diperkirakan disebabkan oleh dua faktor, vaitu penurunan muka air tanah akibat pemompaan dan peningkatan beban karena pengurugan tanah. Penurunan muka airtanah akan menyebabkan kenaikan tegangan efektif pada tanah, dan apabila besamya tegangan efektif melampaui tegangan yang diterima tanah sebelumnya maka tanah akan mengalami konsolidasi dan kompaksi yang mengakibatkan amblesan tanah pada daerah konsolidasi normal.

Amblesan tanah tidak dapat dilihat seketika, namun dalam kurun waktu yang lama dan terjadi pada daerah yang luas, sehingga dapat mengakibatkan dampak negatif yang lain, antara lain :

  1. Banjir dan masuknya air laut ke arah darat pada saat pasang naik, sehingga menggenangi perumahan, jalan, atau bangunan lain yang lebih rendah.
  2. Menyusutnya ruang lintas pada kolong jembatan, sehingga mengganggu lalu lintas. Secara regional amblesan tanah mengakibatkan pondasi jembatan menurun dan mempersempit kolong jembatan.
  3. Rusaknya bangunan fisik seperti pondasi jembatan/bangunan gedung tinggi, sumur bor, dan retaknya pipa saluran air limbah dan jaringan yang lain.

Contohnya (pengukuran Pak Hasanuddin beserta tim dari Geodesi ITM). Dengan teknik pengukuran GPS geodetik melakukan pengukuran. Dibawah ini gambar disekitar lokasi amblesan yang dibuat pada bulan Agustus 2009 lalu. Warna biru muda mengarah kebawah itu menunjukkan besarnya penurunan. Terlihat dibagian tengan memiliki garis panah terpanjang, itu menunjukkan besaran penurunan terbesar. Garis panah warna hitam menunjukkan arah pergerakannya. Jadi terlihat dengan jelas bahwa arah amblesan itu menuju ke satu titik yang sama.

Garis-garis dengan warna pelangi itu menunjukkan besarnya gaya gravitasi. Itu menunjukkan daerah yang memilki densitas rendah dengan warna biru. Artinya kemungkinan daerah berwarna itu merupakan tempat yang sangat mungkin akan ambles. Garis hitam bergerigi seperti sisir itu memperlihatkan kemungkinan patahan atau garis-garis amblesan seperti yang digambarkan pada penampang seismik di tulisan sebelumnya.

Seperti yang ditulis di harian Kompas “Desa Siring yang terletak sekitar 300 meter sebelah barat titik semburan, permukaan tanahnya turun sekitar 88 sentimeter dalam sebulan atau 2,5 cm per hari. Padahal, dalam standard normal, penurunan tanah maksimal 10 sentimeter per tahun.” Jadi satu persatu kejadian dari siklus pembentukan gununglumpur sudah teramati di Desa Siring Sidoarjo. Tentunya munculnya hydrothermal sejak dua bulan lalu harus juga diamati secara teliti.

Referensi:

Osella, A., Favetto, A., Martinelli, P., Cernadas, D., “Electrical imaging of an alluvial aquifer at the Antinaco-Los Colorados tectonic valley in the Sierras Pampeanas, Argentina”, J. Applied Geophysics, 41, 359-368, (1999).

http://arifgeospasia.wordpress.com/2009/07/24/potensi-air-bawah-tanah/

White, P.A., “Electrode arrays for measuring groundwater flow direction and velocity”, Geophysics, 59, 192-201, (1994).

Omah Miring

Berdiri pertengahan 2009 lalu, diatas pilar yang tak begitu kuat ditambah lagi dari segi arsitektur dan pengelolaan bahan-bahan bangunan yang kurang berpengalaman, berdiri sebuah rumah sederhana berpagarkan pring wuluh, beratap damen pari. Baru sehari rumah selesai dibangun telah diguncang oleh suatu kekuatan mistis dan serba aneh, menyebabkan rumah itu agak condong ke arah barat.

Lama berselang, sudah hampir setahun berlalu. Pagar-pagar rumah mulai hancur oleh rayap-rayap, kelinci membuat lorong tepat dibawah pilar utama, tikus-tikus membusukkan perabotan rumah yang ada. Penghuni rumah yang sudah tua renta itu pun tak lagi mampu mengurusnya. Apalagi daya kekuatan dan pikiran yang memang tak seberapa, roboh juga rumah yang belum genap setahun berdiri itu. Begitulah sedikit cerita mengenai robohnya omahmiring.

Omahmiring telah roboh, tak menyurutkan semangat saya untuk kembali membangkitkan rumah itu. Sebagai generasi penerus, ingin rasanya menghidupkan kembali semangat yang ada pada diri penghuninya beserta kekuatannya yang mungkin akan menjadi maha dahsyat karena masa dormant yang panjang.

Sosok inspirator omahmiring (tetangga saya) memang secara fisik sudah meninggal dua bulan yang lalu. Tapi tentunya masih ada kehidupan-kehidupan miring di tempat lainnya yang karena kondisi tatanan dunia ini mulai aneh mereka tak mampu berdiri tegar.

Untuk sementara waktu agar pengunjung omahmiring tak kecewa saya mencoba untuk mempertemukan pengunjung dengan anak-nya omahmiring. Anak inilah yang mewarisi segala petuah-petuah tulisan dari orangtuanya (omahmiring), yang dengan segala daya berusaha menghadirkan omahmiring kembali ke tatanan dunia yang telah ditinggalkannya beberapa saat lalu. Disini masih ada catatan-catatan omahmiring tersimpan rapi, dan anda masih bisa nginguk kapan saja anda mau.

Omahmiring tidak mati, omahmiring masih hidup dalam tidur panjangnya, sedang dalam masa dormant. Masih menunggu sosok anaknya sedang berusaha membangkitkan kembali, melalui ritual-ritual ghaib dalam kemayaan dunianya. Untuk membangkitkan kembali arwah omahmiring yang terkunci.

Please wait a moment….

Kenduri di Kantor Pos

Kilometer Nol Yogyakarta adalah sebuah aksen tersendiri bagi Jogja di malam hari, apalagi dengan semakin dipopulerkan oleh cahandong.org melalui juminten-nya, kilometer nol menjadi sebuah tempat “nyaman” untuk menghabiskan malam lek-lekan. Kali ini pun, masih dalam rangkaian acara selikuran saya bersama konco-konco mBlumbang plus satu orang njajal urip wengi di kilometer nol.

Mereka adalah konco mBlumbang sak bergodo. Aad yang dari awal sudah pasang tampang nggembel. Merza yang kalau gak nebeng gak mau. Faqih dengan tampang klasiknya (jadul-red.). Septian sebagai yang dituakan oleh konco mBlumbang (karena memang paling tua). Reza sang ahli hisap tingkat tujuh. Bandoro Eko yang kemana-mana selalu pake kacamata kuda. Saya sendiri yang punya blog ini. Dan satu lagi penduduk non-mBlumbang, Mbak Erfi yang secara khusus nglegakke datang demi merayakan selikuran saya (doh).

Selikuran sebenarnya sudah berlangsung sedari pagi 25 April 2010. Pagi hari saya sudah dapat kejutan khusus dari Aurum Data yang bawa blackforest beserta uborampe-nya. Jadi paginya memang spesial yang pertama dari orang nomor satu di dekat saya. Tapi blackforest segede itu ya ndak bakal habis kalau cuma dimakan berdua. Jadi ku sisihkan sebagian (besar) buat konco-konco mBlumbang.

Sore hari sak bergodo mBlumbang sudah ada di mabes mBlumbang. Ditambah lagi ada Paklik Sedhot dari Sekawan Keblat Gangsal Pancer Magelang yang rencana sebenarnya ke JEC. Malam hari menjelang jam 21.00 konco mBlumbang kedatangan tamu Mbak Erfi yang beralasan minta dibuatin denah, padahal sebenernya mau ikut guyup selikuran.

Jadilah awalnya ada 9 orang, tapi malang tak dapat ditolak. Paklik Sedhot sudah dapat ultimatum dari sing mbahurekso agar segera pulang ke Magelang. Total menjelang jam 22.00 di mabes mBlumbang ada tujuh laki-laki dan satu perempuan. Setelah sedikit cawe-cawe acara di mabes baru menjelang jam 23.00 keluar cari angin sekaligus menikmati dedhaharan dari Pak Burger dan Tuan Kelik.

Dipilih kilometer nol bukan tanpa alasan. Kilometer nol adalah tempat yang pas buat guyub rukun, sarasehan, duduk melingkar menikmati kenduri cinta berjamaah dalam rangka selikuran. Acara kembul bujana ditutup dengan sesi foto-foto. Meski hanya bermodal dua kamera saku, itu pun kamera yang satu baterainya tak kuat menahan beban kerja, lowbat.

Matursuwun buat Septian, Eko, Aad, Reza, Merza, Faqih, Sedhot, dan Erfi atas kesediaannya menemani melewati malam yang mengagumkan.

Matursuwun Terimakasih Sedulur Sedulur

Mblumbang, 28 April 2010