Spam Email Filter

Spam memang selalu mengganggu, entah itu email, komentar, atau pingback. Sejauh ini yang saya pernah mengalami tentang SPAM cuma tiga jenis itu, sebenarnya ada lagi SPAM lewat YM dimana saat kita buka YM maka akan muncul banyak notification message berisi iklan-iklan viagra atau link situs tertentu. Kiranya itu cukup mengganggu bagi saya. Kali ini yang saya bahas adalah spam email.

Saya hingga saat ini masih setia menggunakan Google Apps untuk mengatur lalulintas surat-menyurat elektronik (e-mail). Sebenarnya ada juga layanan semacam google apps di beberapa website terkenal lainnya, tapi saya telah jatuh hati dengan Google Apps.

Saya menggunakan Google Apps karena ada antispam sebagaimana yang disediakan untuk para pemilik gmail. Kita juga dapat membuat antispam sendiri dengan adanya Email Filtering yang dapat kita custom suka-suka.

Satu hal menarik mengenai beberapa email yang saya terima ternyata masih lolos saringan. Pertama lolos dari Antispam Google, kedua filter email google yang saya buat, ketiga Antispam Kaspersky, dan keempat Antispam Thunderbird (di laptop), kelima adalah filter email thunderbird yang saya buat di laptop saya.

Sebenarnya di thunderbird sudah hampir terdeteksi sebagai spam, tapi rupanya thunderbird masih ragu-ragu untuk memasukkannya sebagai spam atau bukan. Sebenarnya untuk spam saya sudah menerapkan automatic delete di thunderbird, tapi ya itu tadi karena masih ragu-ragu jadi ya tidak dihapus.

Kalau melihat dari dua email yang saya maksud sebagai spam, walau isinya hampir mirip tapi ternyata ada beberapa perbedaan yang membuat keduanya tidak dianggap sebagai SPAM. Pertama karena dari sisi content body mail dua email yang saya terima hanya beda penambahan enter (baris) tiap antar-paragraf. Selanjutnya dari header email meski subject sama tapi nama dan alamat email pengirim berbeda.

Saya tidak begitu mengerti bagaimana orang menyebalkan itu bisa mengirim email ke saya, yang jelas itu sangat-sangat mengganggu. Kalau ke satu alamat email saja sih tidak terlalu masalah, tapi ini ke 4 alamat email yang saya miliki, ditambah 3 email resmi organisasi yang memang saya sebagai administratornya. Isi email-nya berupa permintaan tolong karena sesuatu hal, selanjutnya saya akan mendapatkan imbalan tertentu. Saya pernah coba sekali mengirim satu email minta pengiriman email ke alamat email saya dihentikan tetapi tidak ada sedikitpun tanggapan, membuat saya semakin tidak simpatik.

Nasi Goreng Pak Roji Candimulyo

Jam tangan menunjukkan 15.00 sudah lewat dari waktu sholat ashar, saya baru saja pulang dari Yogyakarta. Oh ya, minggu ini saya pulang tak seperti biasanya. Biasanya pulang rumah sudah menjelang malam. Sabtu siang berangkat dari Jogja, tanpa mampir ke rumah terlebih dahulu saya langsung menuju Ringin Tengah, tempat Gethukan para Pendekar Tidar. Minggu ini saya pulang hari Jumat.

Tak seperti biasa pula meski tidak ada gethukan hari ini, saya tidak segera pulang ke rumah. Saya mampir sebentar ke tempat makan nasi goreng kesukaan, di pertigaan Candimulyo. Tak jauh memang dari rumah, kalau pun jalan kaki tak sampai berselang 10 menit. Tapi saya lebih memilih mampir terlebih dahulu daripada harus bolak-balik. Setelah pesan saya pun pulang terlebih dahulu, beristirahat sejenak dan sholat ashar. Menjelang jam 16.30 saya baru kembali ke tempat jual nasi goreng tadi.

Sekiranya menunggu sekitar 90 menit untuk makanan disajikan adalah hal luarbiasa jika anda sudah memesan terlebih menunggu di tempat makan selama itu, nggondok. 90 menit adalah waktu untuk ngantri 16 porsi nasi goreng Pak Roji. Baru saja buka jam 14.30 dan saya pesan selang waktu setengah jam pun sudah ngantri 16 porsi.

Nasi goreng tetaplah nasi goreng, begitu mungkin. Lidah orang memang beda, tapi gak pernah bohong. Saya suka dengan aroma bumbu yang sangat kuat dari nasi goreng Pak Roji ini. Kalau orang Jawa mungkin tidak terlalu suka dengan rasa yang “menikam”, tapi saya suka meski saya orang Jawa. Nasi goreng Pak Roji dibuat masih menggunakan anglo dan masih menggunakan kepet. Serba manual deh pokoknya.

Selain nasi goreng, pak Roji juga menyediakan mie goreng, mie godog, juga nasi godog. Tapi saya sendiri belum mencoba mencicipi selain nasi goreng. Katanya sih enak, kapan-kapan lah saya coba.

Harga Rp 5.000,00 tentu bagi orang perkotaan adalah harga yang wajar. Tapi di pedesaan semacam Candimulyo, Rp 5.000,00 termasuk mahal pasalnya Rp 5.000,00 sudah bisa untuk makan sekeluarga, seharian. Mengandalkan hasil bumi dan tanam-tanaman liar yang untungnya banyak yang bisa dimakan. Harga yang dipasang per porsi dari nasi goreng Pak Roji, terakhir kali saya ke tempat itu adalah seharga Rp 4.000,00. Itu pun sudah termasuk mahal kata tetangga saya, seorang guru di SMP dekat rumah.

* Anglo diucapkan angklo, adalah semacam tungku bakar tetapi menggunakan arang sebagai bahan bakar, layaknya tempat membakar sate hanya bentuknya saja yang beda. Kepet adalah kipas terbuat dari bambu, huruf e pada kepet diucapkan layaknya mengucapkan merem.

Menjadi Blogger Kaya

Kaya dalam artian luas menjadi impian setiap orang yang masih hidup, tak terkecuali seorang blogger. Nabi pun pada masanya juga tentu ingin kaya, kaya dalam arti seluas-luasnya bukan sebatas kaya harta. Namun tentu untuk sekarang kaya telah diorientasikan ke ranah yang lebih sempit, kaya harta (bukan kaya’ monyet). Judul tulisan ini “Dadi Blogger Sing Sugih” jika diartikan dalam Bahasa Indonesia adalah “Menjadi Blogger Kaya”.

Bahasan kali ini bukan mengenai tips dan trik menjadi blogger kaya harta dengan blognya, saya membahas blogger kaya yang kaya bukan karena blognya. Frase yang saya bahas perlu dibatasi menjadi frase-frase kecil lainnya yaitu blogger kaya, kaya bukan karena blognya.

Definisi blogger kaya bukan sebatas kaya harta. Blogger ini kaya bisa jadi karena blognya, bisa jadi karena hal-hal lainnya, dan bisa jadi kaya karena keduanya. Dalam berkomunitas saya lebih banyak menemukan spesies blogger ini. Kaya yang saya maksud adalah kaya karena punya banyak relasi, punya banyak teman, punya banyak skill, punya spiritual tinggi, pengaturan emosional canggih, dan tentu seorang blogger punya intelegensia lebih dari cukup, syukur lagi kalau juga kaya harta.

Blogger yang kaya bukan karena blognya bagi saya adalah sesuatu yang menyenangkan. Bayangkan anda menjadi seseorang dengan aset kekayaan harta seperti Tomy Soeharto, Gayus Markus, atau Aburizal Bakrie. Anda masih mempunyai blog yang terus terupdate, anda masih senang untuk berkomunitas, kongkow di alun-alun, dan gojeg kere di angkringan bersama teman-teman blog anda. Perkirakan saja mengenai apa isi blog anda, mungkin sekedar curhat, membahas fenomena sosial, berbagi, atau hal-hal lainnya yang mungkin saja sama sekali tidak ada istilah monetizing blog. Blog adalah blog dalam pengertian awal mula munculnya sebuah blog, sekedar catatan harian, tidak ada monetizing. Itulah yang bagi saya lebih menyenangkan dari sebuah blog, dibanding blog yang penuh dengan papan reklame, dan review-review yang tidak tepat sasaran.

Sangat menyenangkan punya banyak teman yang pertemanan kita berangkat dari sebuah ketulusan untuk berbagi dan paseduluran tanpa tepi, bukan karena keinginan profit. Tentu akan menjadi paseduluran yang lebih indah dan lebih dikenang. Blogwalking akan terasa nikmat dengan tujuan paseduluran, bukan untuk numpang link promo.

Jadi blogger kaya yang kaya bukan karena blognya adalah dari mulai masih miskin memiliki blog yang tidak di monetizing, hingga menjadi seseorang yang kaya dan tetap tidak monetizing blog. Artinya blog bukan sumber pendapatan. Sumber utama ya dari pekerjaan-pekerjaan lain selain blog. Entah itu jadi tukang tambal ban, pemain bola, jualan grobag angkringan, tukang batu, tukang kayu, menjadi PNS, jadi CPNS, menjadi menteri, freelance, web disainer, menjadi presiden, jadi kontraktor, tapi yang penting jangan jadi koruptor.

Saya percaya kalau blogger yang tidak monetizing blognya bukanlah seorang koruptor. Tapi bukan berarti blogger yang monetizing blognya pasti seorang koruptor lho ya. Semuanya serba mungkin lho cak. Bukankah begitu?

Sepur Kelinci

Kalau beberapa hari yang lalu di televisi sedang banyak membahas kecelakaan kereta api, disini saya juga mau ikut menampilkan profil sepur. Sepur yang akan saya tampilkan memang tidak dapat berjalan secepat kereta api yang anjlok dan makan korban itu. Sepur ini tidak akan pernah anjlok dari rel. Sepur ini memang tidak berjalan diatas rel. Kalau mau naik kereta api yang aman, silakan anda berkunjung ke tempat-tempat wisata anak. Perlu disimak kereta api ini tidak bisa digunakan untuk alat transportasi publik. Sepur kelinci….

Mendapatkan OS Windows

Posting pertama saya adalah mengenai bagaimana mendapatkan lisensi OS Windows gratis. Mengapa OS terlebih dahulu? Karena OS-lah yang nantinya akan menampung semua software dan memanajemen isi harddisk kita. Mengapa Windows? Karena bagi sebagian orang, Windows masih dijadikan sistem operasi komputer utama. Entah karena alasan sudah terbiasa, malas bermigrasi, atau karena memang merupakan pengembang software. Meski penetrasi sistem operasi berbasis Open Sources mulai memikat kebanyakan orang, tapi tetap saja masih banyak orang yang jatuh hati terhadap si jendela besutan Microsoft ini.

Saya yakin sebagian besar sistem operasi yang ada di komputer-komputer orang awam pemakai Windows kebanyakan adalah OS non-legal, atau bahasa sederhananya bajakan, dalam bahasa Inggris piracy. Kalau ketahuan maka kemudian di desktop biasanya seringkali muncul “You are may be a victim software of …”. Bagaimana supaya OS Windows kita legal, atau asli?

Cara pertama, bisa dilakukan dengan membeli secara langsung dari Microsoft atau distributornya. Cara ini adalah cara paling standar namun tidak banyak orang yang melegalkan sistem operasi-nya dengan cara ini. Dengan membeli secara langsung melalui distributor-nya anda biasanya mendapatkan CD/DVD sistem operasi Windows anda, tetapi ada juga yang hanya memberikan serial number.

Cara kedua, bisa didapatkan sekaligus bersamaan dengan pembelian komputer (built up) yang sudah disertakan dalam paket pembeliannya berupa sistem operasi Windows berlisensi OEM. Dalam artian secara otomatis komputer yang anda beli memiliki sistem operasi windows legal.

Cara ketiga, kita bisa mendapatkan lisensi melalui jaringan MSDN (Microsoft Developer Network). Sebagian perusahaan pengembang software memiliki kemitraan dengan MSDN ini, jika anda salah satu bagian dari perusahaan, silakan tanya kepada pengelola kemitraan dari perusahaan anda apakah memiliki kemitraan MSDN. Jika anda dari kalangan akademisi baik sekolah maupun perguruan tinggi, silakan tanyakan kepada instansi anda apakah instansi anda memiliki kemitraan dengan MSDN-AA (Microsoft Developer Network Academic Alliance). Kedua cara MSDN diatas biasanya gratis. Atau jika anda adalah perorangan, anda bisa mendaftarkan langsung ke Microsoft untuk bisa menjadi subscriber, tetapi cara satu ini tidaklah gratis.

Saya mendapatkan lisensi Windows 7 Professional x64 melalui jaringan MSDN-AA yang ada di kampus, gratis tentunya. Tetapi sebelumnya saya juga pernah membeli Windows 7 Ultimate dari distributor Microsoft, cukup mahal jika mendapatkan lisensi dengan membeli. Jauh hari sebelumnya saya pernah mendapatkan lisensi Windows XP melalui laptop Toshiba jadul, tetapi ketika laptop sudah rusak dan tentunya lisensi tidak bisa dipindahkan karena berlisensi OEM.

Cara yang saya rekomendasikan untuk mendapatkan lisensi secara gratis adalah melalui jaringan MSDN di kantor atau di kampus anda, ini salah satu cara paling murah (bahkan gratis) untuk melegalkan Windows kita, meskipun memiliki banyak kekurangan semisal lisensi yang kita dapatkan tidak diperbolehkan untuk dipindahtangankan (share). Jadi tentu saja yang lebih saya rekomendasikan adalah dengan membeli lisensi OS Windows ke distributor-nya (mahal sih biasanya).

Ingat, Windows asli gak harus mahal, kalau kita tahu bahkan bisa kita dapatkan gratis. Penting patuhi aturannya.