Mengapa Saya Membaca Blog Anda?

Rasanya memang sejak lama saya tidak konsisten dalam masalah kepemilikan blog. Banyak sekali blog yang saya miliki ditambah beberapa yang saya menjadi salah satu editor, author, maupun administratornya. Menulis bukan hal yang menyenangkan bagi saya karena saya lebih menyukai imaging. Meski terkadang saya juga masih sedikit-sedikit membuat tulisan yang bisa jadi kalau dibaca membosankan.

Saya memang terkadang memilah dan memilih “mau dibawa kemana” tulisan saya. Selalu terjadi, ketika saya selesai membuat draft pasti kejadian selanjutnya adalah bingung mau di-post kemana? Beberapa blog saya memiliki tema-nya sendiri. Dan hanya ada satu blog yang saya buat randomize. terkadang kalau berkomentar ke blog orang lain pun saya memilih mau diarahkan kemana hyperlink komentar saya.

Kebiasaan buruk ini berimbas pada orang yang ingin berinteraksi dengan saya, meski pada dasarnya semua pasti berujung ke saya tapi rasanya aneh kalau terkadang ada “salah alamat” karena saking banyaknya blog yang saya miliki. Bagai mendapat alamat palsu, sebuah hyperlink yang diberikan adalah sebuah titen (penanda) sebagaimana sebuah koordinat GPS. Salah satu digit saja bisa nyasar jauh.

Nyasar di internet adalah hal biasa bagi saya, belum tentu bagi orang lain. Seperti halnya award yang satu ini, bagi saya adalah award yang nyasar meski sudah benar bahwa itu adalah mengarah ke saya, muaranya ke saya. Saya pun tetap mensyukuri dan perlu berterimakasih.

Kok nyasar? Ya, nyasar karena sungguh blog saya yang ini jarang sekali saya update. Saya lebih banyak posting di blog yang ini, karena blog tersebut merupakan randomize. Blog ini menjadi jarang update karena menulis dengan tema khusus merupakan hal yang moody bagi saya.

Ya saya memang selalu membaca update dari banyak blog. Sekali sebuah blog masuk ke direktori feed saya (silakan lihat direktori feed saya disini), mulai saat itu juga semua update baru pasti saya baca. Meski saya baca, tetapi belum tentu semua update selalu saya beri komentar. Saya selalu berkomentar ketika sebuah tulisan nyambung dengan sense saya saat itu. Bukan berarti saya tidak menyukai konten dari blog tertentu, tapi saya menghindari berkomentar yang dibuat-buat. Terkadang saya merasa bersalah ketika berkomentar setengah hati. Itulah sebab saya tidak selalu memberi komentar dari apa yang saya baca.

Mengapa saya senang membaca tulisan dari blog orang lain? Saya ingin menyerap segala informasi dari siapa saja, apa saja, dimana saja, kapan saja.

Saya menulis karena percaya suatu saat orang lain memerlukannya, dapat belajar dari tulisan saya, minimal mengenal karakter saya. Saya pun berkeyakinan bahwa setiap orang yang menulis memiliki perasaan yang sama.

Itulah kenapa saya selalu membaca tulisan anda.

Terimakasih untuk award yang diberikan….

MATLAB GPU Benchmarking

Benchmarking GPU menggunakan MATLAB tidak umum dilakukan oleh para penggemar gaming rig. Benchmarking yang dilakukan oleh para gamer enthusiast kebanyakan dilakukan untuk mengukur kemampuan GPU dalam melakukan pekerjaan grafis. Meski hasil dari benchmark grafis biasanya akan sebanding dengan kemampuan dalam melakukan general computing GPU,tetapi pada dasarnya general computing GPU membutuhkan hasil yang lebih mendalam atau lebih detail. Misal paling sederhana adalah pada grafis game tidak banyak diperlukan kemampuan penanganan variabel presisi ganda (double precision) sedangkan dalam general computing kemampuan double precision justru lebih diutamakan demi memperoleh hasil yang lebih teliti. Contoh lain adalah fitur ECC (Error Code Correction) pada memori game tidak relevan dan kebanyakan tidak digunakan sedangkan pada memori untuk komputasi fitur ECC diperlukan. Dari dua contoh ini dapat dibuat kerangka kesimpulan sederhana bahwa kartu grafis untuk game tidak memerlukan kemampuan double precision yang handal dan tidak memerlukan keberadaan ECC memory sedangkan untuk kartu grafis yang dikhususkan untuk general computing (GP-GPU) kemampuan penanganan variabel double precision sangat diutamakan dan keberadaan memori ECC merupakan kelebihan yang sangat penting.

GPUBench merupakan salah satu aplikasi tambahan pada MATLAB yang dapat digunakan untuk melakukan benchmarking GPU. Kelebihan dari GPUBench adalah kemampuan melakukan test terhadap GPU dan mikroprosesor host. Hasil test ditampilkan dalam format HTML yang dapat dilihat melalui web browser di komputer. Kekurangan dari GPUBench yaitu pengujian GPU hanya dilakukan terhadap satu buah GPU sehingga belum bisa melakukan pengujian untuk multiple GPU (misal Dual SLI, Triple SLI, maupun Quad SLI). Artinya sekalipun pada workstation yang diuji sudah menggunakan Quad SLI tetapi tetap hanya satu GPU yang diuji. Selain itu juga belum menyertakan hasil pengujian jika komputasi dilakukan dengan “mempekerjakan” GPU dan CPU host secara bersamaan.

Pengujian yang pernah saya lakukan adalah pengujian untuk komputer dengan spesifikasi Intel Core i7 2600K @3,4 GHz, RAM 32GB DDR3 12800, 2 x GTX590 (Quad SLI), 2 x HDD 1TB RAID0 7200 rpm.

Tunggakan Listrik 3 Bulan

Sore kemaren sempat dibuat bingung karena pas lagi tiduran ada orang datang katanya mau mutus listrik. Dalam selembar kertas yang dibawa pun disitu tercantum pemutusan listrik karena tagihan listrik sudah nunggak tiga bulan. Padahal sepengetahuan saya, listrik di kost setiap bulan sudah bayar. Jadi pagi tadi klarifikasi kebenaran surat yang dibawa oleh bapak-bapak kemaren.

Sebenernya sudah sedikit curiga juga, jangan-jangan mas-mas yang jadi perantara itu yang belum bayarin listrik ke perusahaan yang ngurus listrik. Sebenernya mekanisme pembayaran listrik di kost agak unik karena Bapak Kost menyerahkan sepenuhnya perihal pembayaran listrik kepada para penghuninya, perlunya agar ada saling kenal antar penghuni kost.

Misal dalam satu kost ada 18 orang, dari 18 orang ini ditunjuk untuk mengurus perihal tagih-menagih listrik. Setelah dibagi tanggungan bayar setiap penghuni, penghuni wajib membayar tanggungan listriknya sebelum tanggal 10 setiap bulannya. Dikumpulkan ke satu orang, selanjutnya satu orang tersebut yang mbayar ke perusahaan yang ngurus listrik.

Menurut pengakuan yang ngurus, bayarnya itu lewat perantara. Kalau saya liat bukti pembayarannya sih disitu ada Nomor ID si perantara-nya. Tadi sebelum berangkat sempat cek si pemilik ID itu di website perusahaan yang ngurus listrik. Setelah dapat namanya segera saya dan teman yang ngurus listrik segera ke kantor perusahaannya untuk melakukan klarifikasi dan pembetulan dengan menunjukkan bukti pembayarannya.

Sampai di perusahaan yang ngurus listrik segera ditunjukkan bukti-bukit pembayarannya. Nah dari situ keliatan kalau ternyata yang jadi perantara lah yang belum memasukkan uang pembayaran tagihan listriknya ke perusahaan yang ngurus listrik.

Mungkin si perantara tersebut sengaja telat membayarkannya karena ditabung terlebih dahulu di bank. Wajar karena dengan begitu si perantara dapat bunga bank, setidaknya sekian persen dari tagihan yang seharusnya dibayarkan bulan itu.

Saya heran, kok ya masih ada yang berbuat seperti itu. Jelas itu merugikan perusahaan yang ngurus listrik dan saya sebagai pelanggan listrik. Apa pegawai yang seperti itu masih patut dipertahankan?

PESAN:
Kalau memungkinkan bayar langsung ke perusahaan yang ngurus listrik mending langsung bayar ke perusahaannya entah itu pake transfer bank atau datang langsung ke kantornya. Hati-hati membayar melalui perantara yang curang, bisa jadi mengalami kasus seperti yang sudah dialami oleh teman-teman di kost. Tapi kalau pengen sekedar untuk pengalaman ya silakan saja, semoga “beruntung”.

Bayar 2,4GHz?

Beberapa waktu lalu (meski sudah cukup lama) beredar berita mengenai rencana pemerintah “mengkomersialkan” frekuensi 2,4GHz. Frekuensi 2,4GHz adalah frekuensi yang kita pakai untuk microwave, bluetooth, WiFi, dan beberapa perangkat lainnya. Sungguh ini menyalahi aturan penggunaan frekuensi internasional, karena menurut perjanjian Internasional (tentunya Indonesia ikut didalamnya) frekuensi 2,4GHz adalah frekuensi bebas alias gratis yang sebenernya didedikasikan untuk jaringan skala kecil dan untuk riset.

Lagi-lagi kementerian yang ngurus penggunaan frekuensi nganeh-anehi. Mosok besok kita harus mbayar buat penggunaan bluetooth kita, mosok kita harus mbayar penggunaan WiFi kita. Kalau katanya yang dikuasai oleh negara kan bumi air seperti dalam puisi: bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan digunakan untuk kemakmuran rakyat. Sayang sekali kata-katanya kini dalam penerapan hanya terpotong sampai pada frase dikuasai negara. Perlu diketahui juga bahwa yang dikuasai negara hanya bumi dan air menurut undang-undang. Jadi siapa yang menguasai udara kalau begitu?

Hajat hidup orang banyak kini mulai tergantung dengan udara, karena melalui udara kita bisa menggunakan telepon seluler untuk SMS, melakukan panggilan telepon, dan internet pun kini sudah melalui udara. Siapa yang menguasai? Masihkah negara menguasai? Masihkah digunakan untuk kemakmuran rakyat?

Penggunaan frekuensi 2,4GHz di udara Indonesia yang seharusnya adalah bebas kini sudah mulai ada indikasi untuk dikomersialkan oleh pihak yang mengatur penggunaan frekuensi. Hati-hati, bisa jadi besok anda gojeg kere di angkringan pun harus mbayar karena menggunakan udara sebagai medium perantaranya.

Jan bobrok….

Teror Media

Tulisan dengan judul yang sama pernah saya tulis dan dimuat dalam satu edisi media kampus yang terbit setiap 2 minggu. Tetapi untuk kali ini membahas sebuah kejadian dari prespektif yang berbeda. tentunya menggunakan studi kasus yang berbeda pula. Sekiranya ada perbedaan alur cerita, itu hanyalah soal sudut pandang, cara pandang, dan jarak pandang masing-masing dari kita.

Kasih Permen, Salesman Dihajar Warga Kampung
Hari Sabtu (17 Juli 2010) setelah Isya’ beberapa warga dusun MJ mencurigai seorang laki-laki tak dikenal yang membagi-bagikan makanan kepada anak-anak. Sesaat kemudian terjadi keributan, laki-laki tak dikenal itu dihajar masa. Beruntung sesaat kemudian amarah warga sedikit reda, laki-laki asing itu pun diinterogasi oleh aparat dusun setempat.Kejadian ini sungguh sungguh terjadi di sebuah kampung di wilayah Kecamatan Candimulyo. Akibat maraknya isu penculikan anak-anak di beberapa wilayah Magelang, warga Magelang pun meningkatkan kewaspadaannya tak terkecuali desa MJ (nama desa disamarkan). Menurut desas-desus yang beredar, pelaku kriminal ini menculik anak-anak untuk diambil organ dalamnya. Belum diketahui secara pasti motif dan tujuan pelaku, namun dari analisis Mas Wito (bukan nama sebenarnya) kemungkinan pengambilan organ dalam ini berhubungan dengan praktek kedokteran.

Dari hasil interogasi diketahui laki-laki tersebut adalah penjual mainan anak-anak yang kebetulan mampir sholat. Ditanya mengenai motif memberi makanan kepada anak-anak adalah karena makanan itu adalah sisa dagangannya hari ini yang jika dibiarkan sampai besok sudah basi, daripada terbuang sia-sia mumpung masih bagus laki-laki itu membagikannya kepada anak-anak.

Sesaat kemudian datang juragan dari laki-laki itu untuk menjelaskan kepada warga bahwa anak buahnya ini memang benar-benar seorang salesman penjual mainan anak-anak, laki-laki ini menggantikan ayahnya yang biasanya memang menjual mainan anak-anak di sekitar Kecamatan Candimulyo.

Kenyataan kecil ini merupakan bentuk ketakutan yang berlebihan dari warga kampung yang merasa terteror denga isu penculikan untuk diambil organnya. Bagaimanapun tindakan menghajar orang asing yang dilakukan adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan. Isu penculikan ini adalah sebuah bentuk teror yang nyata dan menimbulkan situasi yang tidak kondusif.

Sekiranya aparat keamanan segera menindaklanjuti kebenaran desas-desus penculikan ini, setidaknya dengan memberi keterangan pers perihal kebenaran desas-desus tersebut. Kalau memang benar-benar terjadi penculikan-pembunuhan harusnya segera ditindaklanjuti. Membiarkan adanya ketidakjelasan perihal penculikan ini juga bisa jadi bagian dari teror itu sendiri jika mengacu pengertian teror adalah menimbulkan rasa takut pada orang banyak.

NB: Hati-hati berbuat baik disaat kondisi masyarakat yang tidak kondusif.