3 Good Things (Tapi Hampir Lupa)

Ah, aku baru ingat. Siang tadi aku melakukan perjalanan dinas keluar kantor. Sebenernya masih dalam satu kota, ya hanya keluar kantor untuk berkunjung ke kantor orang lain. Sudah kebiasaan aku dari kantor menuju tempat lain dalam hal urusan pekerjaan lebih banyak menggunakan sarana transportasi umum, taxi. Aku selalu memberikan uang lebih dari yang tercetak di argometer taxi. Sedikitnya aku menambahkan tiga ribu rupiah atau kadang sampai tujuh ribu rupiah. Aku tak pernah tega memberikan uang pas kepada supir taxi.

Dalam kesempatan lain, aku hari ini menyampaikan titipan tiket kereta api yang telah dicetak kepada pemilik tiketnya. Ah, kupikir tadinya ini hal konyol dan tidak penting untuk kutulis. Toh juga tadi itu sekalian kebetulan aku ada urusan pekerjaan tak jauh dari tempatnya. Rupanya beliyo pemilik tiket kereta api tengah mengalami musibah setelah gagal atraksi berjalan diatas paku. Ya, kaki kirinya beberapa hari sebelumnya tanpa sengaja menginjak kayu berpaku yang terserak di pinggir jalan.

Fyuuuhhhh…. Sudah ada dua. Kurang satu lagi, yang ketiga? Aku masih memikirkan kembali dan merekonstruksi kejadian-kejadian hari ini sementara aku mengetik tulisan ini.

Aku hari ini mengajari orang lain dan menjelaskan dengan baik mengenai penggunaan dan fungsi software tertentu. Syukur, aku berhasil menjelaskan dengan baik (kayaknya sih). Jadi ceritanya sore-sore menjelang pulang (udah last minute) ada bapak-bapak yang karena urusan pekerjaan harus kutemui untuk melakukan pekerjaan kecil. Kebetulan si bapaknya memang masih agak bingung dengan versi-versi software dan apalah-apalah itu. Jadilah aku berusaha menjelaskan mengenai fungsi-fungsi software itu, meski sebenernya itu si software bukan urusanku. Tap ya sudahlah, toh juga itu sebenernya hal yang sepele, simple, dan tidak membutuhkan pengorbanan besar.

Yup, hari ini dan pertama dalam kategori ini.

Ada uang tips untuk bapak taxi, jadi kurir tiket dadakan, dan sharing knowledge.

PSMinggu, 6 Januari 2016

3-Things

Pagi tadi beberapa jam setelah aku bangun tidur aku menyempatkan diri menorehkan beberapa uneg-uneg yang ada dalam pikiran, bisa dibaca Datang dan Pergi. Menjelang siang aku membaca beberapa tulisan di internet mengenai beberapa cara untuk meningkatkan daya ingat otak. Aku sangat tertarik dengan tulisan-tulisan demikian karena dalam banyak kesempatan aku bisa menjadi orang yang benar-benar mudah lupa. Dalam salah satu tulisan yang kubaca, ada salah satunya menyarankan untuk menuliskan tiga kebaikan baru yang telah dilakukan dalam sehari, dituliskan secara rutin.

Menuliskan beberapa hal baik yang kulakukan hari ini. Aku harus berpikir cukup lama untuk mengingatnya. Aku berpikir, untuk apa menceritakan hal-hal dan perbuatan baik yang kulakukan? Kemudian merasa takut dianggap sebagai pamer. Setelah kupikir masak-masak, mungkin memang perlu dicoba. Pun kalau ada yang menilai sebagai pamer, asudahlah.

Let’s mulai… (uopoooo jal)

Datang dan Pergi

Dalam dinamika berkehidupan, kita dihadapkan dengan banyak orang yang seringkali datang dan pergi begitu saja dari hadapan kita. Tentu saja termasuk dalam urusan mergawe, beberapa orang partner kita akan pergi dan berganti dengan orang lain. Sepanjang tahun lalu sampai awal tahun ini ada beberapa orang sekawanan saya yang berhenti dari pekerjaannya, kemudian ada beberapa orang yang masuk menggantikannya. Hal yang demikian terjadi di banyak tempat.

Saya jarang merasa bersedih dengan kepergian setiap orang dalam pekerjaan. Mengapa demikian? Saya mendapati bahwa saya menempatkan setiap partner saya sebagai hubungan sosial dan perorangan. Kalau kebetulan ada dalam posisi kesamaan pekerjaan, itu adalah bonus.

Kalau suatu ketika orang berhenti dari pekerjaannya, hubungan secara personal tidak serta-merta juga berhenti. Pun, komunikasi tak selalu urusan pekerjaan. Banyak hal yang bisa dikomunikasikan dan berbagi bersama dalam urusan lain. Karena hubungan antar manusia itu disebut sebagai hubungan sosial, bukan sekedar hubungan kerja (industrial).

Tingkatan tertinggi keimanan manusia dalam urusan dunia tertuang dari keberhasilannya dalam berkehidupan sosial.

Selamat Tahun Baru, Halo Dunia!

Ini adalah tulisan pertama saya pada tahun 2016. Delapan tahun lalu kiranya menjadi saat pertama kali bagi saya menulis di weblog (blog). Dalam menulis di blog saya mengalami dinamika pasang surut yang luar biasa, konsistensi adalah taruhan utama. Saya tidak cukup konsisten dalam menulis. Dalam catatan rekapitulasi tulisan pribadi saya, pada rentang September-Desember 2007 menghasilkan 38 tulisan. Rentang tahun 2008-2015 secara berurutan 109 tulisan, 244 tulisan, 97 tulisan, 102 tulisan, 76 tulisan, 41 tulisan, 22 tulisan, dan terakhir tahun 2015 tercatat 18 tulisan. Jelas dari angka-angka tersebut menunjukkan trend menurun secara konsisten sejak tahun 2011.

Ketidakkonsistenan saya tidak hanya soal angka-angka jumlah tulisan. Dalam beberapa kesempatan, saya terlalu ngawur dengan membuat blog-blog secara terpisah sesuai tema tertentu. Hasilnya, beberapa blog menjadi jarang ada pembaruan konten. Beberapa diantaranya ‘dimatikan’ oleh sistem sementara ada satu blog yang masih hidup dengan satu tema tertentu. Saya menjadi enggan menulis selain pada tema tersebut dalam blog sementara ada keinginan untuk menulis diluar tema tersebut. Pun pada dua bulan terakhir tahun 2015 saya menjadi benar-benar tidak menghasilkan apapun karena terbatasi dengan tema blog yang masih tersisa.

Selain tulisan pertama pada tahun 2016, tulisan ini juga tulisan pertama hasil remake blog saya lho. FYI aja sih.

SELAMAT TAHUN BARU

Menulis dan menuangkan ide itu menyenangkan, tetapi membuat batasan-batasan seringkali justru mempersulit diri sendiri.