Ah, aku baru ingat. Siang tadi aku melakukan perjalanan dinas keluar kantor. Sebenernya masih dalam satu kota, ya hanya keluar kantor untuk berkunjung ke kantor orang lain. Sudah kebiasaan aku dari kantor menuju tempat lain dalam hal urusan pekerjaan lebih banyak menggunakan sarana transportasi umum, taxi. Aku selalu memberikan uang lebih dari yang tercetak di argometer taxi. Sedikitnya aku menambahkan tiga ribu rupiah atau kadang sampai tujuh ribu rupiah. Aku tak pernah tega memberikan uang pas kepada supir taxi.
Dalam kesempatan lain, aku hari ini menyampaikan titipan tiket kereta api yang telah dicetak kepada pemilik tiketnya. Ah, kupikir tadinya ini hal konyol dan tidak penting untuk kutulis. Toh juga tadi itu sekalian kebetulan aku ada urusan pekerjaan tak jauh dari tempatnya. Rupanya beliyo pemilik tiket kereta api tengah mengalami musibah setelah gagal atraksi berjalan diatas paku. Ya, kaki kirinya beberapa hari sebelumnya tanpa sengaja menginjak kayu berpaku yang terserak di pinggir jalan.
Fyuuuhhhh…. Sudah ada dua. Kurang satu lagi, yang ketiga? Aku masih memikirkan kembali dan merekonstruksi kejadian-kejadian hari ini sementara aku mengetik tulisan ini.
Aku hari ini mengajari orang lain dan menjelaskan dengan baik mengenai penggunaan dan fungsi software tertentu. Syukur, aku berhasil menjelaskan dengan baik (kayaknya sih). Jadi ceritanya sore-sore menjelang pulang (udah last minute) ada bapak-bapak yang karena urusan pekerjaan harus kutemui untuk melakukan pekerjaan kecil. Kebetulan si bapaknya memang masih agak bingung dengan versi-versi software dan apalah-apalah itu. Jadilah aku berusaha menjelaskan mengenai fungsi-fungsi software itu, meski sebenernya itu si software bukan urusanku. Tap ya sudahlah, toh juga itu sebenernya hal yang sepele, simple, dan tidak membutuhkan pengorbanan besar.
Yup, hari ini dan pertama dalam kategori ini.
Ada uang tips untuk bapak taxi, jadi kurir tiket dadakan, dan sharing knowledge.
PSMinggu, 6 Januari 2016