Agustus, tentu saja bulan yang sangat meriah bagi siapa saja di Indonesia. Begitu kan?
Seminggu pertama bulan Agustus, seperti seminggu biasanya. Saya selalu bertemu dengan orang baru, yang entah kali ini sudah keberapa kalinya kemudian saya lupa namanya meski ketika di beberapa hari berikutnya saya ketemu saya masih mengingat orangnya. Yes, selalu lupa nama bahkan ketika sudah saling tukar kartu nama. Ah sudah lah, saya memang memerlukan waktu cukup lama untuk sekedar mengingat nama.
Pada minggu berikutnya, tidak sesuai rencana. Rencana saya pada week end (mengingat hari Senin berikutnya adalah tanggal merah, 17 Agustus) akan saya isi dengan berwisata entahlah-entahlah kemana. Tapi ya sudah lah, saya sejak hari Kamis sudah meninggalkan Jakarta menuju Cirebon. Maunya mencicipi rasa tol baru Cikopo-Palimanan, tapi apa daya tiket kereta api sudah saya dapatkan. Sebagaimana perjalanan saya ke Cirebon sebelum-sebelumnya, wisata kuliner tak pernah terlewatkan. Kuliner favorit saya di Cirebon yang utama adalah empal asem. Lokasinya di depan stasiun Cirebon, Empal Putra Mang Darma. Tapi bukan itu yang mau saya titikberatkan. Saya mencoba rumah makan Seafood Haji Moel, yang lokasinya di seberang CSB Mall. Biasanya saya pilih di Seafood Haji Moel yang ada di Jalan Kalibaru Selatan, tetapi kali ini karena “donatur”-nya memilih di Haji Moel seberang CSB Mall, ya apalah aku ini hanya remah-remah roti yang hanya mengikuti kemana bungkusnya terbuang. Dalam setiap sajian berkelompok, selalu saja ada kepiting saus tiram. Mengingat ini adalah hidangan semi-gratis, tentu saja bagi anak kos semacam saya ini merupakan berkah, satu kepiting matang yang ternyata tengah bertelur itu pun bernasib naas, telur-telurnya yang berwarna oranye masuk dalam perut. Akibatnya, semalaman saya tidak bisa tidur karena pusing kebanyakan protein, berlanjut sampai dua hari berikutnya. Akhirnya long week end saya hanya ongkang-ongkang di kamar kos, dan keluar sekedar membeli makan.
17 Agustus, saya hanya duduk di teras depan kos nonton anak-anak kampung dengan penuh semangat mengikuti lomba teklek beregu dan memasukkan jin pensil ke dalam botol. Mengisi waktu jeda dengan bermain hologram dari plastik mika berbentuk prisma yang saya buat dari sisa bungkus softcover tablet, install ulang perangkat computer dengan Windows 10, sekaligus factory reset ponsel Lumia 930 gara-gara mbak Cortana yang tiba-tiba menghilang. Hasilnya, beberapa software yang sudah saya pasang di komputer tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Seminggu berikutnya (kemarin) hari minggu saya ke pameran property (perumahan) yang diadakan oleh BTN di JCC Senayan. Well, sebanyak brosur yang saya dapatkan harga rumah-rumah dalam radius sampai 30KM dari Jakarta harganya sudah melebihi ekspektasi saya, beberapa lokasi yang menjadi incaran saya adalah daerah sekitar Grand Depok City (dekat stasiun Depok), sekitaran stasiun Serpong, atau sekalian Bogor mendekati arah-arah stasiun Bogor. Utamanya adalah dekat dengan stasiun Depok, stasiun Serpong, atau stasiun Bogor. Harganya hampir semua diatas 600 juta Rupiah untuk bangunan dengan luas tanah sekedar 84m2.
Malam ini, 24 Agustus, depan kamar kos saya ada penghuni baru, namanya kucing. Iya, saya baru saja pulang kos menjelang pukul 21.30 kemudian ketika saya akan membuka pintu, perhatian saya teralihkan karena ada anak kucing beserta induknya sedang bermanja-manja di dalam kotak tempat biasanya saya meletakkan baju yang baru saja saya pakai. Sore sebelumnya saya sudah merencanakan akan meletakkan beberapa baju kotor saya yang sudah menumpuk di dalam kamar. Apa daya, saya lebih tak tega melihat anak kucing yang kedinginan karena kotak tempat tidurnya saya ambil. Sudah lah, biarkan si anak kucing mendapatkan kehangatan dari induknya di dalam kotak yang baru saja mereka kuasai.
Sebagai bonus, saya kemarin sempat mampir ke Mall Kota Casablanca (dekat stasiun Tebet), dan mendapatkan sekumpulan roti yang disusun menjadi bentuk tertentu.