Ibu adalah tumpuan bagi perkembangan moral anak. Pendidikan keluarga sangat didominasi oleh peran seorang ibu. Betapa berperannya seorang ibu dalam pendidikan keluarga, sampai-sampai dalam segala kajian moral segala agama menempatkan ibu di tempat yang harus dihormati oleh anak-anaknya. Peran ibu semakin bertambah penting dengan keberadaan teknologi yang semakin berkembang dan merambah memasuki lingkungan terdalam, memasuki ranah celah terkecil dalam keluarga. Dulu teknologi yang mampu masuk ke ranah keluarga sebatas radio, kemudian beranjak ke televisi, dan semakin berkembang hingga kemudian menjadi berbagai alat telekomunikasi telepon dan moda akses dunia internet.
Peran ibu sebagai pengawas perkembangan pendidikan anaknya memang bukan hal yang mudah. Tanpa teknologi komunikasi yang ada saat ini, pengawasan terhadap perkembangan anaknya bukan hal mudah, terlebih anak yang tengah mengemban tugas belajar jauh dari keluarga atau bekerja nun jauh dari hadapan keluarga. Tidak ada cara komunikasi langsung yang dapat dijalin antara seorang ibu dengan anaknya. Sebelum teknologi berkembang, ketika mengkhawatirkan anaknya maka ibu selalu mengirim anaknya doa-doa yang baik supaya anaknya mendapatkan yang terbaik.
Masa sekarang dan masa yang akan datang ibu sudah mengenal jejaring sosial, terlebih ibu-ibu muda yang sudah menikmati internet mulai pertengahan tahun 2005 keatas. Cukup mudah memantau perkembangan anak melalui jejaring sosial. Ibu pun harus terus membekali anaknya dengan nilai-nilai moral yang baik bagi anaknya untuk menghadapi era internet. Mengingatkan untuk menjaga privasi dan berhati-hati di internet adalah hal penting yang harus dilakukan seorang ibu. Setelah teknologi berkembang, ketika mengkhawatirkan kondisi anaknya maka ibu mengirim anaknya pesan singkat atau telepon menanyakan kabar, bahkan sudah ada yang menanyakannya melalui jejaring sosial. Saya harap doa-doa tetap selalu tercurahkan dari seorang ibu untuk anaknya meski mudah untuk mengetahui kabar anaknya.
Ibuku adalah ibu yang berada diantara keduanya. Ibu tak banyak memahami teknologi, sedang anaknya terlampau modern untuk diikuti. Ibu hanya bisa melakukan panggilan telepon meski telepon seluler yang dimiliki memiliki kemampuan untuk mengirim pesan singkat. Meski tak terlalu sering, sedikitnya satu bulan sekali ibu menanyakan kabar dan mendoakan anaknya yang sedang di perantauan ini. Sedangkan anaknya, jarang sekali menanyakan kabar ibu meski tahu ibunya kini sedang berada di pulau seberang.
Ibu tak pernah menyentuh internet apa lagi mengenal jejaring sosial, tetapi peran ibu jaman dulu tetap penting untuk mendasari dan membekali anak untuk bijak dalam menggunakan internet. Meski ibu tak tahu internet, ibu selalu berdoa supaya internet membawa kebaikan bagi anaknya dan wanti-wanti untuk tidak terjerumus ke dalamnya sisi hitam internet. Ibu tak pernah mengingatkan anaknya untuk menjaga privasi di internet, tetapi dengan bekal pendidikan semasa kecil, anak tahu bahwa menjaga privasi di internet adalah hal penting.