Karangsambung dengan segala kompleksitas geologi adalah tempat menarik untuk belajar dan mencoba mengenal sejarah pembentukan muka bumi kita. Di Karangsambung kita boleh mempercayai bahwa Karangsambung pada mulanya adalah dasar samudera, lautan yang amat-sangat dalam. Sebagai contoh kecil, kita dapat menemukan perselingan antara Batu Rijang dengan Batu Gamping Merah. Dari segi warna saja sangat menarik dengan perselingan warna antara merah darah dengan warna merah hati.
Batu rijang (chert) adalah batuan sedimen dari laut dalam. Terbentuk oleh proses pengendapan yang terjadi pada dasar samudera. Batugamping merah terbentuk di dasar laut dalam dimana batugamping masih bisa terbentuk. Salah satu contoh adalah di daerah Igir Sambeng, sebelah barat Kompleks LIPI Karangsambung dengan menyeberang sungai Lukulo.
Bagi saya yang awam dalam hal kebumian tentu lebih melihat pada seni perselingan batugamping merah dengan batu rijang, tetapi secara geologis ketika kita menemukan batu rijang di permukaan daratan di hadapan kita, bisa disimpulkan kita sedang menginjak dasar samudera, lautan yang sangat dalam. Adapun sekarang posisinya berada di daratan itu adalah proses mahadahsyat dari pergerakan bumi, mengangkat batuan yang jika diibaratkan seluas satu kecamatan lebih dari dasar samudera hingga ke permukaan daratan. Bisakah dibayangkan kekuatan yang diperlukan untuk mengangkat massa sebesar itu?
Mengapa batu rijang kini bisa ditemukan di daratan? Takdir, ya takdir tentu ada prosesnya. Proses inilah yang harus dipelajari seorang geologi. Mempelajari bagaimana takdir dapat berlangsung jutaan tahun lamanya.