Unlock AMD Athlon X2 QL-64 Processor

Sedikit-sedikit saya tertarik dengan istilah overclock. Tapi untuk overclock laptop saya tidak berani karena pastinya lebih boros energi dan produksi panas-nya minta ampun deh. Lantas saya menemukan istilah gold batch di beberapa seri prosesor-nya AMD. Jadi istilah gold batch ini adalah embel-embel yang disematkan pada beberapa seri prosesor yang bisa di-unlock jumlah core-nya. Misal dari satu core menjadi dua core, dua core menjadi empat core, tetapi tentu saja ini hanya logical-nya.

Lha laptop saya kan prosesor-nya bukan gold batch. Siapa yang bilang? Ini buktinya Processor AMD Athlon X2 QL-64 saya bisa di unlock.

Pertama yang perlu dilakukan adalah upgrade manual BIOS agar unlockable dan overclockable, tentunya bukan BIOS dari website resmi-nya HP Compaq. BIOS dari HP Compaq gak bisa diutak-atik. Yang ini sumber-nya rahasia. Hehehe….

Langkah kedua setelah upgrade BIOS adalah masuk ke setting ini-itu dan tentunya melalui proses coba-coba (KO sampai empat kali). Proses ini tidak terlalu mendebarkan seperti menaikkan FSB atau meningkatkan multipler saat overclock yang bisa bikin jantungan.

Laptop saya Compaq 515 dengan prosesor AMD Athlon X2 QL-64 hanya sebatas dual core dengan clockspeed 2,1GHz. Artinya secara physical prosesor yang terpasang adalah AMD Athlon X2 DualCore QL-64 dan secara logical juga AMD Athlon X2 DualCore QL-64.

Setelah selesai semuanya prosesor yang terbaca adalah AMD Opteron 1352+ dengan clockspeed yang sama tetapi jumlah core-nya ada empat. Yang sedikit saya heran, kenapa ya kok malah yang terdeteksi sebagai processor server bukannya AMD Phenom X4 atau AMD Athlon X4 padahal kan saya pake processor AMD Athlon versi mobile. Saya sendiri selama unlock berharap-nya processor terbaca sebagai AMD Phenom X4 atau minimal Athlon X4 lah (karena dari famili Athlon). Oh ya, kalau mau cari software buat baca sistem komputer dimana ya? Versi demo gak masalah sih yang penting bisa buat baca.

Dalam hal ini berbeda secara physical dan logical. Secara physical yang terpasang di laptop saya adalah AMD Athlon X2 DualCore QL-64, tetapi secara logical prosesor laptop saya adalah AMD Opteron 1352+ QuadCore.

Yuhu, saya punya laptop murah seharga 5 jutaan dengan prosesor Quad Core. Siapa yang mau?

Oh ya mungkin selanjutnya saya akan sedikit membahas mengenai overclock. Kata teman saya mengubah multipler hanya bisa dilakukan processor AMD black edition atau Intel extreme edition. Di luar seri itu hanya sebatas meningkatkan FSB. Tapi kenapa saya dulu pake Intel Celeron 1,7GHz (PC Desktop) bisa diubah multipler-nya ya? Saya waktu itu menggunakan mainboard ASUS P4S533X.

Ngapain Nge-Blog?

Wuoiy…. Begitu SMS dari salah satu teman yang memang sudah lama sekali tidak saling komunikasi. Oh iya, saya hampir lupa kalau masih punya teman yang satu ini. Maaf….

Beberapa kali perbincangan lewat SMS layaknya chatting, ternyata setelah dicermati pembicaraan mulai ke arah web blog. Jadi ceritanya sedulur saya ini pengen sekali blog-nya bisa aktif lagi. Perbincangan mengalir hingga saya tahu, ternyata sedulur ini sudah nge-blog sejak kelas dua SMA, blog-nya lebih tua dari blog saya ternyata. Sedulur saya ini mengeluh karena sudah hampir tiga tahun kehilangan sense of blogging.

Lagi-lagi saya sedikit berkilah dan beralasan serta sedikit bercerita kenapa saya blogging. Jadi saya punya tiga jenis alasan kenapa saya blogging. Pertama alasan yang saya dapat dan membuat saya berkeinginan memiliki sebuah web blog. Kedua alasan tambahan kenapa saya makin semangat blogging. Ketiga adalah alasan tersier biar orang lain jadi ikut bersemangat blogging.

Awal mula saya blogging karena saya kepincut melihat halaman web seorang teman saya di geofisika Freedom and Faithfull Zone (fraithzone.blogspot.com). Ketika saya tanya ternyata Mas Sony ini emang sejak jaman pleistocene SMA sudah memulai kehidupan sebagai seorang blogger, meski awalnya sebatas tempat curhat gara-gara tidak punya teman curhat (kalo gak salah sih sampai sekarang ya masih jadi tempat curhat). Jadi alasan pertama saya sangat sederhana, kepengen. Dan ternyata serta-merta teman-teman seangkatan saya jadi banyak yang ikut-ikutan kepengen blogging. Dari mulut ke mulut yang bau itu mulailah tersebar wabah demam blogging yang tinggi di kalangan geofisika ugm 2007. Ah namanya juga ngepop, sekarang hanya tinggal beberapa aja yang masih sering nulis di blog. Termasuk disini ada Mas Sony, Mas Abi, Mas Nahdhi, Mas Ali.

Setelah beberapa waktu menikmati blogging, saya mulai kenal dengan Ndoro Seten yang dari buah tangannya mengenai kopdar akbar pendekar tidar saya jadi mengenal istilah blogging for society. Bergabung-lah saya di Komunitas Blogger Magelang ajejuluk Pendekar Tidar dengan ikon kopdarnya bernama GETHUKAN tiap hari Sabtu pas minggu pertama dan ketiga di ringin tengah Alun-Alun Kota Magelang. Suasana tenggangrasa, saling berbagi, kebersamaan (haflah) dan kekeluargaan (silaturahmi) yang timbul dalam sebuah wadah paseduluran tanpa batas ini yang membuat saya semakin menghayati kesunyian blogging dalam diri saya selama ini. Blogging tak lagi hanya sebuah keinginan, blogging menjadi sebuah kebutuhan sekunder ghairu muakad untuk menjadikan diri saya lebih manusia dan memanusiakan manusia. Secara sederhana alasan kedua saya adalah, kehidupan sosial.

Kembali ke awal mula posting ini, saya akhirnya sedikit beralasan kenapa saya blogging. Saya blogging karena dengan blogging saya belajar untuk menyajikan tulisan agar menarik dan menggelitik pembaca untuk ikut berpikir, saling berkomentar sehingga terjadi interaksi. Belajar menjadi pribadi yang kritis, dinamis, responsif, dan peka terhadap segala bentuk situasi dan kondisi. Minimal blogging bisa jadi buku catatan mengenai apa yang selayaknya saya catat. Jadi alasan ketiga yang sudah dari beberapa paragraf awal saya tulisan sebagai alasan tersier, saya blogging adalah belajar.

Keseluruhan dari alasan-alasan ini jika dirangkai akan menjadi sebuah kalimat aneh dan rancu. Blogging bagi saya adalah keinginan untuk berperikehidupan sosial untuk menggapai sebuah pembelajaran. Saya rasa bukan sebuah cita-cita yang muluk ataupun tinggi, ah yang penting bisa tercapai.

Beberapa kata kunci dalam tulisan ini diantaranya belajar, sosial, keinginan, berbagi, semangat. Dari kata kunci itu saya bisa membuat sebuah rule mengenai apa yang saya tulis dalam blog ini. Bagaimana sekarang saya menggethoktularkan dan berbagi citarasa blogging ini untuk sedulur-sedulur saya di Magelang, untuk merealisasi tagging nya Magelang GoBlog?

Sedulur-sedulur yang menginginkan abstraksi paseduluran tanpa batas bersama balatidar silahkan datang ke acara GETHUKAN, kopdar-nya Komunitas Blogger Magelang yang diadakan setiap hari Sabtu jam 15.00 pas minggu pertama dan minggu ketiga setiap bulan bertempat di ringin tengah Alun-Alun Kota Magelang. Tidak harus menjadi seorang blogger terlebih dahulu untuk bisa datang GETHUKAN, tidak harus menjadi seorang Magelang pula untuk bisa mencicipi GETHUKAN.

Tulisan mengenai gethukan:
http://pendekartidar.org/usul-gethukan.php
http://pendekartidar.org/haflah-gethukan.php
http://pendekartidar.org/kopdar-gethukan-awal-tahun.php

Pentas Seni SMA 3 Magelang 2010

Bigger World, Bigger Act, Bigger Dream for Indonesia, begitu tema yang dibawa dalam pentas seni smanaga tahun ini. Mencoba meng-Indonesia-kan seluruh insan akademik di sekolah. Tapi bagi saya ini sangat-sangatlah aneh. Kalau untuk meng-Indonesia-kan insan akademik, kenapa tema yang dibawa diungkapkan dengan bahasa Inggris ya? Selama saya mengikuti ajang kreasi antar kelas dari tadi pagi hingga menjelang dhuhur sedikitpun tidak menampilkan sesuatu yang khas Indonesia. Jadi apa tema sesungguhnya?

Terlepas dari itu semua, momentum pensi smanaga dari tahun ke tahun menjadi saat berkumpulnya para alumni di sekolah. Berbeda untuk kali ini, saya secara tidak sengaja bertemu dengan pak Joko guru Matematika saya dulu. Obrolan seputar dunia komputer mengalir hingga ujung-ujungnya mengarah “installke program”. Wah untung saya tidak terlalu dikenal di sekolahan seperti Mas Eko, jadinya ketika masalah-nya pak Joko di-floor-kan ya yang nandangi Mas Eko, install Nero dan beberapa program lainnya.

Di depan saya membentang pemandangan yang sama persis dengan yang biasa saya lihat, kembaran laptop-ku tetapi berplatform intel, compaq 510-nya bu Tafri (juga guru matematika). Ah emang bu Tafri ini gak pernah mau kalah dan ketinggalan informasi (kepingin), karena saya nganggur ya akhirnya saya yang nangkap install program. Untung-nya bu Tafri ini hanya kepengen program-nya dari Mozilla (firefox) yang pada dasar-nya freeware (gratis).

Seperti keperluan keperluan saya beberapa minggu sebelumnya, selain bertemu teman-teman semasa SMA, saya membawa misi terselubung dari balatidar, rencana pelatihan blog di sekolah. Hasilnya? Setelah sedikit berpanjang lebar dan sedikit menggurui guru sekolah memberikan feed back positif, tinggal menentukan waktu yang atas permintaan dari bagian humas sekolahan diusahakan agar pelatihan dilakukan bulan Januari ini, pas hari Sabtu setelah jam 13.30.

Lha ulasan pensi-nya mana? Pensi berjalan seperti biasa, seharusnya dengan melihat adanya beberapa sponsor yang melekat dalam pensi kali ini, acara harus lebih WAH. Ya memang kali ini pensi sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Begitu gambaran awal saya tentang pensi-nya smanaga kali ini.

Kalau jaman dahulu kala antara jumlah penyaji band dengan penyaji kabaret (semacam teatrikal ber-dubbing) hampir sama, kali ini kelihatannya lebih banyak yang menyajikan band kelas. Apa yang membuat band menjadi lebih menarik di kalangan anak SMA?

Setelah saya telusuri dan bertanya kepada beberapa anak ternyata alasannya karena menyajikan band itu lebih simple dan tidak repot memperjuangkan properties dibandingkan kabaret. Saya dulu malah lebih senang ketika kelas menyajikan kabaret, nuansa kebersamaan selama latihan, pengerjaan property, dubbing sangat terasa. Ah sepertinya jaman telah bergeser selama 3 tahun ini. Nuansa individualis di kalangan siswa mulai terasa. Kenapa siswa semakin individualis ya?

Dari obrolan saya dengan seorang guru, saya dapat mengerti dan sedikit memahami mengapa siswa menjadi individualis. Siswa berangkat sekolah jam setengah tujuh pulang sekolah jam dua, nanti ditambah les privat dan macem-macem sampai rumah paling cepet jam lima sore. Siswa tak punya waktu untuk bersosialisasi dengan teman sebaya di lingkungan rumah. Inilah yang bisa menjadikan siswa kurang percaya diri, merasa segala sesuatu harus dikerjakan sendiri, sering mengalami konflik dalam teamwork. Kira-kira begitu dari hasil bacaan mengenai sikap adik-adik saya di sekolah.

* saya tidak sepenuhnya menyalahkan siswa mengenai sikapnya yang individualis, dan tentunya tidak semua siswa di sekolahan menjadi siswa yang individualis.